Seperti dilansir IFL Science, selama melakukan pengeboran tersebut, dijumpai berbagai penemuan yang tak sesuai dengan teori yang telah diketahui sebelumnya. Penemuan yang ditemukan dalam pengeboran tersebut adalah pertama, ditemukannya air pada kedalaman yang sama sekali tidak disangka oleh para ilmuwan.
Mereka berasumsi bahwa air tersebut terbentuk oleh komponen hidrogen dan oksigen dari batuan akibat tekanan yang sangat tinggi. Tak seperti air tanah, air ini berasal dari mineral-mineral batuan itu sendiri, hal ini belum pernah diamati sebelumnya.
Kedua, ditemukannya fosil mikroskopis oleh ilmuwan Rusia pada kedalaman 6,7 kilometer. Para ilmuwan mencatat 24 jenis mikrofosil plankton bersel tunggal yang dibungkus dengan senyawa organik yang membuatnya mampu bertahan di bawah tekanan dan temperatur ekstrim di kedalaman tersebut.
Ketiga, tidak ditemukan adanya transisi perubahan granit ke basal pada kedalaman 3-6 meter dibawah permukaan. Tentu saja hal ini dapat mematahkan teori tentang geologi sebelumnya
Pada saat pengeborannya telah mencapai kedalaman 12 kilometer, terdapat batuan yang berusia 2,7 milyar tahun yang lalu. Para peneliti mengira jika suhu batuan tersebut hanya sekitar 100 derajat celcius, namun nyatanya batuan tersebut bersuhu sangat tinggi diluar perkiraan mereka, yaitu mencapai 180 derajat Celcius.
Akibat suhu yang tinggi ini, batuan di dalamnya terlihat lembek seperti plastik. Karenanya, penggalian dihentikan karena suhu ini menyebabkan berbagai peralatan mengalami kerusakan karena sudah berada di luar batas toleransi mesin terhadap suhu tinggi.