Di tengah gurun yang penuh gedung pencakar langit, Dubai menghadirkan satu lagi struktur yang bentuknya mungkin paling ‘nyeleneh’ namun justru paling ikonik: Dubai Frame. Bangunan ini terlihat seperti bingkai foto raksasa yang berdiri tegak di langit, seolah-olah mengurung potret kota dalam satu komposisi simetris. Menurut situs resmi Dubai Frame, struktur ini memang dirancang sebagai metafora perjalanan waktu Dubai. Dari bawah hingga puncaknya, kita diajak melihat bagaimana sebuah desa nelayan sederhana tumbuh menjadi metropolis futuristik. Penasaran? Berikut beberapa fakta menarik tentangnya yang layak kita ulik.
7 Fakta Unik Dubai Frame, Bingkai Foto Raksasa di Tengah Gurun

Intinya sih...
Dubai Frame berlokasi di Zabeel Park, dirancang tahun 2009 dan selesai dibangun tahun 2018 sebagai bagian dari proyek kota Dubai.
Bangunan setinggi 150 meter ini memiliki lift super cepat, jembatan horizontal sepanjang 93 meter, dan lantai kaca transparan di dek observasi.
Eksterior Dubai Frame dilapisi aluminium emas, menggunakan lebih dari 9.900 meter kubik beton, dan mengikuti prinsip golden ratio dalam desainnya.
1. Dirancang tahun 2009, selesai dibangun tahun 2018
Dubai Frame berlokasi di Zabeel Park yang merupakan salah satu ruang terbuka terbesar dikelilingi area perkotaan modern. Menurut Dubai Municipality, pembangunan struktur ini dilakukan sebagai bagian dari proyek kota untuk menghadirkan ikon baru yang merepresentasikan identitas visual Dubai. Proyek ini mulai digarap setelah desain pemenang sayembara diumumkan pada 2009, dan konstruksinya berlangsung beberapa tahun hingga akhirnya dibuka untuk publik pada 2018. Seluruh proses pembangunannya dirancang secara bertahap untuk memastikan struktur setinggi ini dapat berdiri stabil di tengah lingkungan gurun.
2. Punya lift super cepat
Dubai Frame memiliki dimensi yang sangat mencolok. Ia memiliki tinggi 150 meter dengan jembatan horizontal sepanjang 93 meter di bagian atas. Bangunan ini terdiri dari 48 lantai yang bisa dicapai menggunakan lift transparan. Lift ini hanya membutuhkan sekitar 75 detik untuk membawa pengunjung ke sky deck, menjadikannya pengalaman yang memadukan pemandangan dan kecepatan. Bagian dek observasi yang memanjang ini juga dilengkapi lantai kaca yang memungkinkan kita melihat lurus ke bawah dengan jelas. Kombinasi ketinggian, luas jembatan, dan desain transparan membuat sensasi wisata di Dubai Frame terasa sangat dramatis.
3. Bermaterial eksterior warna emas dengan jumlah beton fantastis
Kemewahan Dubai Frame tidak hanya terlihat dari bentuknya, tetapi juga dari material yang digunakan. Menurut penjelasan situs resmi dubaiframe.ae, eksterior bangunan ini dilapisi aluminium berwarna emas yang memberikan kilau khas ketika terkena sinar matahari. Selain itu, struktur raksasanya membutuhkan lebih dari 9.900 meter kubik beton, angka yang mencerminkan skala konstruksi yang memang tidak biasa. Beton tersebut dipadukan dengan ribuan meter persegi kaca laminasi serta ton baja untuk memperkuat rangka. Desainnya juga mengikuti prinsip golden ratio, memberikan estetika seimbang yang sering digunakan dalam seni dan arsitektur klasik.
4. Dirancang oleh arsitek Meksiko, namun diikuti klaim pencurian desain
Di balik kemegahannya, Dubai Frame memiliki kisah kontroversial yang cukup terkenal di dunia arsitektur. Menurut ArchDaily, desainnya berasal dari arsitek Meksiko bernama Fernando Donis yang memenangkan kompetisi internasional pada 2009. Namun, Donis mengklaim bahwa pemerintah Dubai membangun proyek tersebut tanpa kontrak resmi dan tanpa melibatkan dirinya dalam proses konstruksi. Sang arsitek menyebut bahwa desain tersebut digunakan tanpa izin, sehingga memicu sengketa hak cipta yang sempat menjadi sorotan internasional. Meski begitu, Dubai Frame tetap berdiri sebagai salah satu ikon kota, walaupun proses kreatif di baliknya menyimpan drama yang tidak sedikit.
5. Menghadirkan replika Dubai di masa lalu dalam 3D termasuk aromanya
Bagian bawah Dubai Frame dirancang sebagai museum old Dubai yang menggambarkan kehidupan kota sebelum era pencakar langit. Ruang ini menyajikan pengalaman multimedia yang menampilkan Dubai sebagai desa nelayan dan pusat pengumpul mutiara. Pengunjung dapat melihat replika 3D lengkap dengan efek visual dan bahkan aroma yang menggambarkan masa lalu. Galeri ini dibuat agar pengunjung bisa merasakan perjalanan sejarah secara imersif, seolah berjalan melalui lorong waktu. Pendekatan naratif ini menjadi pembuka yang sempurna sebelum naik ke puncak frame.
6. Berpemandangan dramatis dari observatorium berlantai kaca super kuat
Setibanya di sky deck, kita akan disuguhi panorama 360 derajat yang memperlihatkan dua sisi sejarah Dubai. Menurut ArchDaily, bagian Selatan tampak dipenuhi gedung modern seperti Burj Khalifa, sementara sisi Utara menunjukkan kawasan kota tua Dubai. Dek observasi ini memiliki lantai kaca yang bisa diinjak dan diklaim mampu menahan beban hingga 2.000 kg, jadi aman meski tampak menegangkan. Pemandangan dari sini menunjukkan kontras dramatis antara masa lalu dan masa kini kota. Dengan jarak pandang luas dan jembatan sepanjang 93 meter, sensasi berjalan di udara benar-benar terasa.
7. Menggunakan teknologi VR untuk presentasi Future Dubai
Visi masa depan Dubai dipamerkan di area mezanin dekat dengan lantai dasar. Menurut penjelasan resmi, ruang ini menghadirkan presentasi futuristik menggunakan teknologi visual dan virtual reality (VR). Kita diajak melihat gambaran kota yang semakin maju, lengkap dengan konsep arsitektur dan infrastruktur modern.
Dari Burj Khalifa, Burj Al Arab, hingga Museum of the Future, keberadaan Dubai Frame menambah daftar panjang bangunan megah di Dubai. Namun, hanya Dubai Frame yang benar-benar menjadi simbol perjalanan sejarah kota dalam satu struktur tunggal. Dengan konsep ini, tak heran Dubai Frame menyabet beberapa penghargaan, diantaranya Award for Tall or Slender Strcutures yang diberikan oleh Institution of Structural Engineers (IStructE), dan MEED Projects Award sebagai Best Leisure Tourism Project.