7 Kejadian Fenomenal dalam Sejarah Islam di Bulan Zulhijah

Sebagai bulan terakhir dalam penanggalan Islam, bulan Zulhijah termasuk salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Hal tersebut disebutkan oleh lisan Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Bukhari nomor 3197 dari sahabat Abu Bakr RA yaitu,
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Syaban.”
Pada bulan ini, ibadah haji yang merupakan rukun islam kelima juga dilakukan. Bulan mulia ini juga diberkahi dengan adanya hari Iduladha, (Hari Raya Kurban) yang dimulai pada hari kesepuluh dan berakhir pada terbenamnya matahari pada hari ke-13 Zulhijah. Selain kedua hal besar tersebut, terdapat beberapa peristiwa sejarah penting yang terjadi di bulan ini selama 14 abad terakhir, sejak Nabi Muhammad SAW pertama kali membawa pesan Islam. Apa saja? Berikut ulasan 7 kejadian fenomenal tersebut.
1. Haji pertama dan terakhir Rasulullah SAW - tahun 10 H
Nabi Muhammad SAW hanya melakukan haji sekali dalam hidupnya yaitu tidak lama sebelum beliau meninggal. Haji tersebut dikenal sebagai haji wada atau haji perpisahan. Pada kesempatan tersebut, Rasulullah SAW juga menyampaikan salah satu khotbah yang paling terkenal saat ini dan dikenal sebagai Khotbah Perpisahan.
Setelah khotbah perpisahan selesai diucapkan, Allah SWT menurunkan wahyu terakhir yakni surat Al Maidah ayat 33. Wahyu tersebut kemudian disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau sedang melaksanakan wukuf di Arafah. Ayat tersebut berisi berikut,
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."