Setelah kematian Sweyn, putranya, Cnut, bertanggung jawab atas tentara ayahnya di Inggris. Para bangsawan Inggris, yang melihat kesempatan emas ini, memilih untuk memulangkan Ethelred sehingga memaksa Cnut untuk melarikan diri ke Denmark.
Di sana, Cnut mulai mengumpulkan pasukan yang lebih besar dan bahkan meminta saudaranya (sekaligus saingannya), Harald II dari Denmark untuk membantunya. Polandia, Swedia, dan Norwegia berbondong-bondong bergabung di bawah panjinya. Cnut pun berhasil mendarat di Wessex pada tahun 1015 dengan membawa 10.000 orang di belakangnya.
Raja baru Inggris, Edmund Ironside, menghadapinya di Pertempuran Assandun, di mana Cnut memenangkan pertarungan tersebut. Cnut juga menjadi raja Denmark setelah kematian Harald pada 1018 dan akhirnya menaklukkan Norwegia pada 1028.
Meskipun awalnya berperang melawannya, orang Inggris sangat setia kepada Cnut pada masa pemerintahannya. Ia bahkan bertemu dengan paus dan kaisar Jerman untuk membina hubungan ekonomi di antara mereka.
Penyatuan tiga kerajaan (Inggris, Denmark dan Norwegia) membuat Cnut menjadi raja terkuat di Benua Eropa pada saat itu. Di kemudian hari, kerajaannya lebih dikenal sebagai Kerajaan Laut Utara.