Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ritual mempersembahan manusia kepada dewa (commons.wikimedia.org/Jonund)
ilustrasi ritual mempersembahan manusia kepada dewa (commons.wikimedia.org/Jonund)

Ritual persembahan adalah hal yang lumrah ditemukan pada kebudayaan masyarakat kuno.  Umumnya persembahan yang disajikan pada dewa berupa hasil panen maupun hewan ternak. Alih-alih hewan, beberapa kelompok masyarakat kuno justru memilih untuk mempersembahkan korban manusia.

Walau tak selalu dilakukan, dalam beberapa ritual manusia dianggap sebagai persembahan terbaik bagi dewa. Tak jarang, agar seseorang layak jadi korban bagi dewa, ada syarat yang harus dipenuhi. Apa saja kelompok masyarakat kuno dengan ritual tersebut? Simak ulasan lebih lengkap di daftar berikut. 

1. Inca

potret The Maiden, salah satu mumi Children of Llullaillaco (commons.wikimedia.org/Bumicala)

Inca adalah masyarakat kuno yang dulu tinggal di Pegunungan Andes, Amerika Selatan. The Guardian melansir pada saat seperti kematian raja, bencana alam dan kelaparan, pendeta Inca akan mempersembahkan manusia kepada dewa mereka. Orang yang dijadikan korban biasanya adalah prajurit yang ditangkap atau anak-anak yang telah dipersiapkan secara khusus.

Hal ini terbukti dari penemuan tiga mumi anak yang disebut Llullaillaco mummies, di gunung sebelah utara Argentina, pada ketinggian sekitar 22 ribu kaki. Mereka diperkirakan telah disiapkan sebagai korban setahun sebelum dibawa ke gunung. Makanan dan cara hidup mereka diubah agar mereka layak dipersembahkan pada dewa.

Dilansir National Geographic, anak-anak itu kemudian diberi makan tanaman yang mengandung kokain dan minum alkohol hingga tak sadarkan diri. Mereka kemudian dibawa dan ditinggalkan di atas gunung, lalu dibiarkan mati di sana. 

2. Maya

cenote tempat manusia yang akan dipersembahkan dilempar (commons.wikimedia.org/Anagoria)

Peradaban Maya tinggal di wilayah hutan Amerika Tengah hingga Meksiko sekitar tahun 300 SM hingga 1520. Masyarakat ini memiliki beberapa ritual yang mempersembahkan manusia pada dewa.

Salah satu yang paling dikenal adalah mempersembahkan pemuda dan pemudi kepada dewa hujan, Chaac. Dilansir The Economist  setengah dari orang yang jadi korban berusia di bawah 18 tahun. Para korban dilempar hidup-hidup ke sebuah cenote yang ada di Chichen Itza.  

Ritual lainnya sedikit lebih brutal. Dilansir ThoughtCo, ritual yang menumpahkan darah ini dilakukan di halaman atau di puncak kuil. Tubuh orang yang akan dipersembahkan diwarnai dengan warna biru, lalu disiksa. Setelah itu, perutnya akan dibelah atau diambil jantungnya sebagai persembahan pada dewa.

3. Kanaan

ilustrasi ritual persembahan bayi pada dewa Molokh (commons.wikimedia.org/Dauster)

Kanaan adalah negara kuno yang dulu wilayahnya mencakup Lebanon, Yordania, Suriah, dan Israel. Jurnal pada MDPI melansir bahwa masyarakat Kanaan kuno memiliki beberapa dewa, dan memiliki banyak ritual perayaan. Untuk memuja dewa mereka yang bernama Molokh, orang Kanaan mempersembahkan anak-anak dan bahkan bayi.

Dilansir all that's interesting, untuk mempersembahkan korban pada Molokh, orang Kanaan mempersiapkan patung perunggu yang berbentuk manusia berkepala kerbau. Patung yang dianggap sebagai perwujudan dewa Molokh tersebut lalu dipanaskan dengan api. Setelah itu, anak atau bayi yang masih hidup diletakkan di dalam tungku di bagian perut patung tersebut atau langsung dilempar ke dalam perapiannya. 

4. Aztec

gambar ilustrasi ritual persembahan nyawa manusia bangsa Aztec (commons.wikimedia.org/Fæ)

Ritual persembahan manusia bangsa Aztec pertama kali ditemukan oleh orang-orang Spanyol di era kolonial. Bangsa yang berjaya di abad ke-14 ini rutin mempersembahkan manusia pada dewa. Ritual dilakukan di puncak piramida suci yang disebut Templo Mayor.

Diperkirakan orang Aztec telah mempersembahkan 250 ribu orang setiap tahunnya. Dilansir World History, ritual ini dilakukan sebagai permintaan maaf manusia pada dewa. Mereka juga percaya bahwa para dewa menciptakan langit dan bumi dari tubuh monster bernama Cipactli. Agar roh Cipactli tenang, dewa menjanjikan Cipactli jantung dan darah manusia. 

Pendeta Aztec akan membelah dada korban dengan pisau khusus yang terbuat dari batu obsidian. The New York Times melansir setelah dada dibelah, jantung yang masih berdetak akan diambil dan dipersembahkan pada dewa. Dilansir History, tubuh korban yang sudah tak bernyawa kemudian dilempar dan dibiarkan jatuh begitu saja ke dasar piramida.

5. Hawaii

ilustrasi ritual persembahan nyawa masyarakat Hawaii (commons.wikimedia.org/KAVEBEAR)

Masyarakat Hawaii kuno melakukan persembahan manusia di kuil suci atau heiau. Orang yang dijadikan korban biasanya tawanan dari suku-suku saingan atau musuh mereka. Persembahan umumnya dilakukan untuk Dewa Ku, dewa perang dan pertahanan. Terkadang, ritual persembahan juga diikuti dengan aksi kanibalisme.

Laman all that's interesting melansir bahwa orang yang menjadi korban akan digantung terbalik. Pendeta lalu mengambil keringat orang tersebut dan mengoleskannya ke tubuhnya.

Setelahnya, korban dipukuli hingga daging tubuhnya melunak. Perutnya lalu dibelah dan dikeluarkan isinya, sementara daging dan tulang akan dipisah. Daging korban dimasak atau dimakan mentah-mentah oleh pendeta dan kepala suku.

6. Nazca

potret kuburan Chauchilla dari masyarakat Nazca (commons.wikimedia.org/El GIMP)

Masyarakat kuno Nazca mendiami tanah Peru sekitar tahun 300 SM hingga tahun 800. Mereka mempersembahkan anak-anak dan orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan dalam ritual mereka. Dilansir PHYS ORG, para ahli menduga manusia dipersembahkan demi kesuburan pertanian, atau pada ritual pemujaan leluhur. 

Life Science melansir, suku Inca memberi tanaman yang mengandung zat narkotik pada orang yang akan dipersembahkan, meskipun mereka masih kanak-kanak. Kepala korban lalu dipenggal dan diambil. Kepala-kepala tersebut lalu termumifikasi secara alami dengan bantuan iklim yang panas dan kering.

Kepala korban dijadikan trofi dengan melubangi dan memberi tali di bagian atas dahinya. Kepala tersebut lalu digantung atau dikalungkan sebagai hiasan. Beberapa ahli menduga, kepala-kepala tersebut juga digunakan sebagai alat ritual. Mengutip Reuters, orang Nazca menganggap persembahan manusia itu penting dan lebih bernilai.

Ritual pengorbanan manusia tentu terdengar kejam dan sadis. Untungnya, praktik ini tak lagi dilakukan di masa modern. Dari daftar barusan, ritual suku mana saja yang membuatmu bergidik ngeri?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team