Pada tahun 1919, pemerintah Bolshevik melembagakan kebijakan Decossackization yang dirancang untuk menghilangkan kaum Cossack (Kazaki), terutama Don dan Kuban Cossack, dari kelas sosial dan kekuatan politik semi-independen.
Pada 24 Januari 1919, resolusi rahasia Komite Sentral Partai Bolshevik menyerukan teror massal terhadap para Cossack yang kaya, yang harus dimusnahkan dan secara fisik harus dihilangkan sampai "orang terakhir." Pada bulan Februari dan Maret, Tentara Merah masuk ke wilayah Don dan membantai setiap Cossack yang jatuh ke dalam genggaman mereka.
Dalam beberapa minggu, antara 8.000 sampai 12.000 Cossack terbunuh. Dua bulan kemudian, serangan tersebut ditarik karena meningkatnya pemberontakan Cossack dan oposisi dari beberapa anggota partai, walau penganiayaan terhadap Cossack tetap berlanjut dengan cara lain.
Pada tahun 1920, pemerintahan Cossack dihapus, dan Soviet mengambil alih administrasi pemerintahan di wilayah Cossack. Pada bulan Juni, pemimpin Cheka, Karl Lander, dibuat berkuasa penuh atas Kuban dan Don. Dia mendirikan pengadilan yang menjatuhkan hukuman mati terhadap ribuan Cossack dan mengirim sisanya ke kamp konsentrasi.
Menjelang akhir tahun, penduduk di lima wilayah Cossack — Kalinovskaya, Ermolovskaya, Romanovskaya, Samachinskaya, dan Mikhailovskaya — diasingkan ke Basin Donets untuk bekerja di tambang sebagai pekerja paksa.
Banyak Cossack melarikan diri dari wilayah Rusia, menetap di Bulgaria dan Yugoslavia dan kemudian bergabung dengan tentara Jerman selama Perang Dunia II. Namun pada tahun 1945, Inggris menyerahkan 35.000 tawanan perang Cossack ke Uni Soviet untuk dieksekusi mati.
Walau sikap Soviet terhadap Cossack kemudian melunak, pengalaman dekazanisasi akan selalu diingat. Cossack menggunakannya sebagai bukti bahwa mereka pantas mendapatkan pengakuan sebagai kelompok yang dianiaya selama periode glasnost pada tahun 1980-an.
Nah, itu tadi 7 peristiwa penting yang terjadi di balik Perang Saudara Rusia. Perang saudara ini akhirnya dimenangkan oleh Faksi Bolshevik, menahbiskan Lenin ke atas pucuk pimpinan Uni Soviet dan menyebarkan paham baru, Marxisme-Leninisme, yang nanti akan mempengaruhi pendirian Partai Komunis Indonesia di kemudian hari.