Pada tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945, Amerika menjatuhkan dua bom nuklir masing-masing di atas Kota Hiroshima dan Nagasaki. Ratusan ribu orang tewas dalam bencana itu, di mana sebagian besar adalah warga sipil. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang sekaligus menjadi akhir dari Perang Dunia II.
Puluhan tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 2005, dua sejarawan nuklir, Peter Kuznick dan Mark Selden, memutuskan untuk "menggaruk" luka lama ini. Mereka pun mengemukakan sebuah teori kontroversial yang menyatakan kalau pemboman itu sengaja dilakukan untuk memulai Perang Dingin, bukan untuk mengakhiri Perang Dunia II.
Lebih lanjut, mereka mengatakan kalau presiden Amerika pada saat itu, Harry Truman, ingin pamer kekuatan pada Uni Soviet dan karena itu telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kuznick dan Selden juga mengklaim kalau motif Truman lainnya adalah untuk membatasi ekspansi Soviet di Asia.
Kuznic, khususnya, bersikeras kalau Jepang menyerah karena invasi Soviet setelah jatuhnya nuklir di kedua kotanya, bukan karena pemboman itu sendiri.