7 Teori Psikologi yang Membuktikan Kalau Kita adalah 'Mindless Robots'

"Kita adalah arsitek yang membentuk kepribadian kita sendiri," atau setidaknya kita dituntun untuk memercayai hal itu. Jadi, mari kita ralat istilah tersebut. Nyatanya, kita tidak memiliki banyak kendali atas perilaku dan persepsi kita tentang dunia.
Beberapa teori psikologi menyatakan kalau kepribadian, perkembangan pikiran, dan bahkan perasaan kita adalah produk dari proses tubuh yang tidak bisa kita kendalikan. Apakah ini berarti kalau kita sebenarnya adalah robot yang tidak punya akal budi untuk berpikir dan tidak memiliki kendali atas perilaku kita?
Berikut 7 teori psikologi yang membuktikan kalau kita adalah "robot" yang tidak bisa mengendalikan kebiasaan dan kepribadian kita sendiri.
1. Gender dan orientasi seksual
Sebagian besar anak memang mendapatkan perbedaan gender ketika mencapai usia tiga tahun. Tapi, apakah atribut gender ditentukan atau tidak oleh biologi, atau justru dibangun oleh lingkungan sosial kita?
Perdebatan nature versus nurture (sifat versus pengasuhan) memang telah lama diperdebatkan dalam komunitas psikologi, dengan konsensus umum kalau kepribadian kita tergantung pada campuran keduanya.
Jadi, meskipun lingkungan sosial mendorong kita ke gender tertentu, biologi juga memainkan peran yang sangat besar di dalamnya. Untuk hal ini para ilmuwan telah menemukan fakta kalau salah satu penyebab perbedaan gender adalah paparan hormon selama perkembangan prenatal.
Dalam jurnal How Early Hormones Shape Gender Development, disebutkan kalau hormon berperan untuk membentuk komposisi otak pria dan wanita secara struktural.
Oleh karena itu, pria cenderung mengalami stimulasi yang lebih besar di hippocampus kiri sedangkan wanita di belahan kanan. Hal ini membuat rata-rata wanita unggul dalam bidang bahasa dan pria memiliki kesadaran spasial yang lebih besar.
Selain gender, hormon juga sedikit memengaruhi orientasi seksual. Meskipun ini adalah topik yang masih diperdebatkan, para psikolog setuju kalau homoseksualitas, setidaknya sebagian, ditentukan secara biologis.
Menurut jurnal Minireview: Hormones and Human Sexual Orientation, penelitian telah menunjukkan kalau pria homoseksual dapat memiliki tingkat testosteron yang sama dengan pria heteroseksual, menunjukkan kalau kita tidak dapat "memperbaiki" orang gay dengan memompa dirinya dengan hormon yang sesuai dengan jenis kelamin yang diinginkan.
Lalu, apa yang menentukan orientasi seksual kita? Sama seperti gender, tampaknya lingkungan prenatal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi seksual manusia, walau karakterisitk dari sebagian besar varian orientasi seksual masih belum dapat dijelaskan hingga saat ini