Raja Haakon VII memimpin Norwegia melalui dua Perang Dunia. Di masing-masing perang, Norwegia memutuskan untuk tetap berada dalam posisi netral. Raja Haakon VII memegang peran penting untuk membantu pemerintah Norwegia dalam menjaga netralitasnya melalui relasi dengan Keluarga Kerajaan Britania Raya.
Norwegia memang netral selama Perang Dunia I, dibuktikan dengan tetap melayani ekspor dari Norwegia ke dua kubu yang sedang berperang, yakni Britania Raya dan Jerman. Namun apa daya, seiring dengan tensi perang yang semakin panas dan desakan kedua kubu, terutama Britania Raya kepada Norwegia untuk menghentikan ekspor kubu lawan membuat netralitas Norwegia dipertanyakan.
Hingga akhirnya, seperti dikutip dari laman International Encyclopedia of the First World War, pada April 1917 Britania Raya mendapatkan kontrol penuh terhadap armada kapal dagang Norwegia yang sangat menguntungkan pihak Entente.
Hal ini tentunya semakin membuat geram pihak Jerman yang sejak awal periode perang sudah mengerahkan kapal selam mereka untuk menghalangi kapal dagang Norwegia menuju Britania Raya. Olav Riste, seorang sejarawan Norwegia menyebut Norwegia sebagai "Sekutu Netral" dalam kancah Perang Dunia I.
Permasalahan netralitas Norwegia juga terjadi pada Perang Dunia II. Lagi-lagi antara Britania Raya dan Jerman. Kali ini Jerman mulai melihat Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya mulai mengganggu aktivitas militer dan suplai Jerman di sekitaran wilayah Norwegia. Akhirnya, Jerman dengan dalih "menyelamatkan" Norwegia dari Britania Raya mulai menginvasi Norwegia pada 9 April 1940 untuk menangkap Raja Haakon VII dan mendirikan pemerintahan boneka.
Namun, peristiwa Pertempuran Drøbak Sound berhasil mengulur waktu bagi Raja Haakon VII, keluarganya beserta pemerintahan Norwegia untuk menyelamatkan diri ke utara. Jerman terus mendesak Raja Haakon VII untuk menyetujui pemerintahan boneka. Raja Haakon VII jelas tidak setuju dengan desakan Jerman tersebut dan lebih memilih untuk turun takhta jika Parlemen Norwegia menyetujui desakan Jerman.
Penolakan dan perlawanan Raja Haakon VII terhadap tuntutan Jerman membuat Jerman semakin geram dan melancarkan serangan bertubi-tubi untuk menangkap Raja Haakon VII. Situasi Norwegia yang semakin tidak aman karena terdesak oleh invasi pasukan Jerman membuat Raja Haakon VII beserta keluarga kerajaan mengungsi ke Britania Raya pada 7 Juni 1940 dan melanjutkan pemerintahan dan upaya perlawanan dari sana.
Sang raja berada di Britania Raya hingga akhir Perang Dunia II, kemudian kembali ke Norwegia pada Juni 1945.