Sebanyak 177 pesawat pengebom B-24 Liberator yang terdiri dari lima grup lepas landas dari Benghazi, Libya menuju kilang minyak di sekitar Ploesti, Romania pada 1 Agustus 1943. Misi mereka sangat jelas, hancurkan kilang minyak tersebut lalu kembali ke markas.
Seperti ditulis dalam laman History, Kolonel Jacob Smart yang merancang misi ini memerintahkan pesawat pengebom untuk terbang rendah sehingga tidak dapat dideteksi oleh radar Jerman. Namun, rencana tidak semudah kenyataannya.
Misi ini sudah memiliki kendala mulai dari jatuhnya satu pesawat ketika lepas landas dan beberapa pesawat tidak dapat melanjutkan misi, menyisakan 167 pesawat. Petaka terbesarnya dimulai ketika mereka salah arah dan malah menuju Bukares.
Setelah mengoreksi arah kembali menuju Ploesti, mereka merencanakan untuk datang dari arah utara yang aman dari pertahanan musuh. Rupanya mereka justru datang dari arah selatan yang terdapat banyak meriam pertahanan udara 88 mm Jerman.
Seketika situasi menjadi kacau, pesawat yang terbang rendah menjadi sasaran empuk bagi meriam Jerman. Ketinggian terbang yang rendah juga berbahaya karena ledakan kilang minyak dapat menghancurkan pesawat dan asap yang mengepul membatasi jarak pandang mereka.
Pesawat mulai berjatuhan bersamaan dengan kilang minyak Jerman yang terbakar. Sebanyak 300 lebih penerbang tewas dan ratusan lainnya ditangkap oleh pasukan Jerman. Hanya 92 pesawat B-24 yang berhasil selamat.
Misi ini juga dianggap sebagai sebuah kegagalan karena dengan begitu banyak penerbang yang gugur, tetap tidak berhasil menghancurkan kilang minyak, hanya memberi kerusakan yang dapat diperbaiki dalam waktu singkat. Namun, setidaknya kerusakan tersebut membuat pasokan bahan bakar Jerman di front timur menjadi terganggu, sebuah keuntungan bagi Soviet.
Itulah 8 misi yang paling berbahaya dalam Perang Dunia II. Jiwa pasukan yang gugur patut kita hormati karena telah berani membahayakan nyawa mereka demi negara. Menurut kalian manakah misi yang paling berbahaya?