Perang Vietnam adalah salah satu perang di mana tentara Amerika benar-benar "berpaling" dari penduduk yang diperjuangkannya. Sering disebutkan juga kalau Perang Vietnam adalah pertarungan setiap orang, dengan asumsi "setiap orang" di sini adalah orang kulit hitam, miskin, dan tidak kuliah.
Melansir dari laman Military Factory, nyatanya dari 58.193 total korban Amerika di Vietnam, sekitar 12,5 persen berkulit hitam dan 86 persen berkulit putih. Angka-angka itu secara kasar sesuai dengan demografi Amerika Serikat selama Perang Vietnam.
Dan, meskipun ada anggapan yang bertentangan, nyatanya sekitar dua pertiga tentara Amerika pada saat itu sebenarnya "menawarkan diri" untuk melayani negara selama Perang Vietnam.
Selama Perang Dunia II justru sebaliknya, di mana sekitar dua pertiga pasukan Amerika "dipaksa" masuk ke dalam wajib militer. Namun tentu saja, angka tidak menceritakan keseluruhan cerita.
Pada saat itu, para pria muda terpaksa masuk ke dalam pelayanan militer. Kesempatan kerja yang langka memaksa para pria muda dari semua ras untuk mendaftar, dan wajib militer dipromosikan sebagai pekerjaan sekali seumur hidup.
Namun secara keseluruhan, meski tidak selalu mewakili populasi atau suatu ras di negara mereka sendiri, tentara Amerika yang berperang di Vietnam jauh lebih egaliter dan lebih berpendidikan daripada mereka yang mendahuluinya di Perang Dunia II.
Bagaimana, sekarang kalian sudah tahu tentang miskonsepsi-miskonsepsi terkenal dalam perang kan? Jangan sampai salah lagi ya!