Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
worldanvil.com

Setiap peradaban pasti akan runtuh, dan tidak ada cara untuk menghentikannya. Satu-satunya hal yang dapat kita prediksi adalah bagaimana hal itu akan terjadi — apakah keruntuhan itu terjadi secara lambat dan damai atau berlangsung cepat dan disertai penghancuran oleh orang-orang barbar.

Kurang lebih itulah yang terjadi pada peradaban Romawi Kuno, yang mengalami keruntuhan di pertengahan milenia pertama Masehi. Jatuhnya Kekaisaran Romawi menyeret Eropa ke Zaman Kegelapan, sehingga membutuhkan waktu selama berabad-abad untuk memulihkannya kembali seperti semula.

Jika kita mau belajar dari sejarah, kita akan melihat beberapa persamaan yang menakutkan dari peradaban Romawi dengan peradaban modern saat ini. Dan jika sejarah benar-benar berulang, kita bisa memprediksi segala hal yang akan terjadi selanjutnya.

Berikut 8 pelajaran yang bisa kita petik dari keruntuhan Romawi Kuno.

1. Perbudakan bukanlah solusi untuk menyelesaikan pekerjaanmu

smithsonianmag.com

Pada puncak kejayaannya, uang mengalir deras ke dalam Kekaisaran Romawi. Para kaisar dan pemerintah Romawi tertimbun di dalam longsoran harta yang turut membantu mereka untuk mengendalikan wilayah kekuasaannya yang luas. Namun hanya karena mereka memiliki banyak uang, bukan berarti orang-orang Romawi adalah bangsa yang kaya.

Alih-alih merekrut orang-orang mereka sendiri, orang Romawi justru memakai budak asing untuk melakukan sebagian besar pekerjaan mereka. Sebagian besar dari proses produksi mereka juga dilakukan oleh budak-budak tersebut. Oleh sebab itu, banyak orang Romawi yang menganggur dan bergantung pada subsidi pemerintah untuk bertahan hidup.

Perusahaan-perusahaan modern saat ini memang tidak lagi mempekerjakan budak, tetapi bisa dikatakan bahwa yang mereka lakukan hampir mirip dengan perbudakan. Seperti Romawi, negara-negara Barat cenderung untuk membeli barang dari tempat yang terkadang hanya membayar pekerja mereka sebesar 64 sen per jam.

Sebagai contoh kasus lainnya, sekitar 60 persen barang yang dibeli orang Amerika dibuat di luar negeri. Lalu Cina, yang saat ini menghasilkan sekitar 50 persen pakaian dunia dan menguasai 70 persen produksi ponselnya.

Namun, pelajaran nyata yang bisa kita ambil dari Romawi adalah apa yang mungkin terjadi selanjutnya. Pada akhirnya para budak mulai menuntut haknya dan memberontak. Sementara itu, orang-orang Romawi yang sudah dipengaruhi oleh moralitas Kristen, mulai merasa tidak enak untuk menggunakan budak lagi.

Oleh karena itu, sistem tenaga kerja mereka mulai runtuh bersamaan dengan penghapusan perbudakan, karena tenaga kerja budak adalah tulang punggung dari ekonomi mereka.

2. Obesitas yang menjadi epidemi adalah aib, bukan sesuatu yang pantas untuk dikasihani

Editorial Team

Tonton lebih seru di