Manusia modern menumbuhkan ekor dalam embrio dan bahkan memiliki tulang ekor yang kecil setelah lahir. Sebenarnya, bagian ini adalah sisa dari ekor panjang yang pernah manusia miliki. Manusia sempat menumbuhkannya, kehilangannya, dan menumbuhkannya lagi sebelum akhirnya harus kehilangannya untuk kedua kalinya.
Manusia pertama kali kehilangan ekornya ketika Aetheretmon, ikan purba yang dianggap sebagai nenek moyang semua makhluk darat, kehilangan ekornya. Aetheretmon sendiri memiliki dua ekor, yang pertama adalah sirip ekor biasa yang digunakan untuk berenang, sedangkan yang kedua adalah ekor berdaging yang digunakan untuk berenang lebih cepat.
Aetheretmon kemudian kehilangan sebagian besar ekornya yang berdaging sementara ia mempertahankan sirip ekornya. Jutaan tahun kemudian, Aetheretmon kehilangan sirip ekornya saat berevolusi dari makhluk laut menjadi makhluk semi-akuatik dan, pada akhirnya, makhluk darat.
Namun, ekor berdaging yang sebelumnya hilang kembali menjadi ekor seperti yang kita lihat pada kebanyakan hewan darat saat ini. Namun, hominid yang kemudian berevolusi menjadi kera dan spesies manusia modern mulai kehilangan ekor berdaging saat mulai berjalan dengan dua kaki.
Saat ini, manusia, simpanse, dan gorila tidak memiliki ekor. Banyak monyet yang masih memiliki ekor yang panjang, tetapi yang berjalan sedikit lebih tegak memiliki ekor yang lebih pendek.
Nah, itu tadi sembilan bagian tubuh manusia yang harus hilang karena proses evolusi. Ternyata, manusia sempat memiliki banyak anggota tubuh layaknya hewan lain, namun sayangnya harus hilang karena tidak digunakan lagi.