9 Hal tentang Druid, Sosok Mistis Janggut Putih Rupanya Mitos!

Seorang Druid identik dengan janggut putih panjang, mengenakan jubah putih, memiliki burung hantu dan ilmu sihir. Nah, penggambaran ini tercetus berkat budaya populer. Cerita rakyat serta mitos Irlandia abad pertengahan juga menggambarkan Druid sebagai penyihir perkasa yang memerangi Kristenisasi Emerald Isle.
Faktanya, Druid adalah agama (ordo imam) dan hukum di antara bangsa Celtic kuno, yakni kata druid memiliki arti 'pohon ek'.
Apa yang kita ketahui tentang Druid, ternyata berasal dari campuran propaganda dan mitologi, alhasil menjadi mitos. Mari kita lihat beberapa kesalahpahaman paling umum tentang sejarah Druid.
1. Apakah manusia modern tahu semua hal tentang Druid?
Menurut Dr. Ross Wards, meskipun melek budaya dan huruf, bangsa Celtic kuno tidak mau menuliskan pengetahuan mereka. Ini dikarenakan mereka takut jatuh ke tangan yang salah, jadi semuanya diturunkan secara lisan.
Itu mengapa, tidak ada catatan subjektif dari Druid kuno. Satu-satunya informasi kuno tentang Druid berasal dari penulis Romawi seperti Julius Caesar, yang menaklukkan orang-orang Gaul dan Inggris. Penulis Romawi kuno Gaius Plinius Secundus mengatakan bahwa kisah Druid dihapus atas perintah kaisar Tiberius.
Romawi sengaja membelokkan catatan sejarah tentang Druid karena ingin menaklukkan Inggris. Jadi, banyak dari apa yang kita tahu tentang Druid itu berasal dari musuh mereka, yakni orang Romawi.
2. Mereka hanyalah pemimpin agama
Druid di zaman modern diartikan sebagai orang suci, seperti dukun, yang berkaitan dengan mistis dan melakukan ritual aneh, tetapi ini mitos. Melansir Britanica, Druid adalah salah satu dari dua kelas sosial terhormat di antara bangsa Celtic kuno, dan salah satunya adalah equites (ksatria atau bangsawan).
Druid bukan hanya pendeta, ia rela berkorban untuk masyarakat, melayani peran peradilan, menengahi perselisihan dan mengeluarkan hukuman. Selain itu, mereka adalah guru, mempelajari topik-topik seperti filsafat, astronomi, sains, agama, dan kemudian menyampaikan informasi itu kepada orang lain melalui tradisi lisan, sebab tulisan dilarang. Hal ini bisa memakan waktu hingga 20 tahun untuk menjadi Druid, dan Druid juga tidak diwajibkan untuk bertugas di militer atau membayar pajak.
Selain itu, Druid akan menjadi penasihat politik dan bahkan kepala beberapa suku Galia. Mereka juga akan dilatih dalam seni medis, dan tidak membuat ramuan kekuatan super, seperti mitos-mitos yang beredar.
3. Apakah Druid membangun Stonehenge?
Hampir semua orang akrab dengan monumen megalitik di Dataran Salisbury, Stonehenge, situs warisan dunia UNESCO. Tapi apakah tengara terkenal di dunia ini dibangun oleh Druid, pada zaman kuno, ratusan tahun sebelum fajar sejarah? Jawabannya tidak.
Seperti yang dikutip History Channel, gagasan bahwa Druid membuat Stonehenge dimulai oleh arkeolog abad ke-17 John Aubrey dan kemudian dipopulerkan oleh William Stukeley. Ide tersebut berakar kuat dalam kesadaran manusia hingga hari ini, bahkan mereka yang percaya, menyebut diri sebagai neo-Druid dan berkumpul di Stonehenge untuk merayakan titik balik matahari.
Namun, ilmu sains mengungkapkan kebenarannya. Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa batu-batu Stonehenge berdiri di Dataran Salisbury lebih dari seribu tahun, sebelum bangsa Celtic datang ke Kepulauan Inggris dari benua Eropa. Monumen itu kemungkinan dibangun oleh sejumlah suku asli Inggris, dimulai dengan beberapa petani zaman Batu.
4. Membuat anyaman manusia raksasa untuk ritual pengorbanan manusia
Menurut cerita yang beredar, Druid melakukan pengorbanan manusia dengan membangun manusia raksasa dari ranting, mengisi manusia ranting itu dengan orang-orang, dan kemudian membakarnya. Bahkan, penulis Romawi Gaius Plinius Secundus menyatakan bahwa Druid mempraktekkan ritual kanibalisme, mereka memperoleh kekuatan dari memakan daging musuh.
Di zaman modern, beberapa orang terutama neo-Druid mengklaim bahwa ini hanyalah propaganda anti-Druid dari pihak Romawi. Namun, bukti arkeologis mengungkapkan bahwa adanya pengorbanan manusia oleh Druid, karena ditemukannya kerangka pria yang dicekik, ditekuk kepalanya, dan kemudian digorok lehernya, sebuah praktik yang dikenal sebagai tiga-lipatan kematian.
Namun, seperti yang ditunjukkan Gerald B. Gardner, bukti pria anyaman dalam budaya Celtic, hanya digunakan untuk prosesi dan tujuan keagamaan (non-pembunuhan).
5. Samhain dianggap sebagai salah satu Dewa Druid
Samhain, Dewa Kematian Celtic, merupakan ritual pagan untuk merayakan kematian. Ini biasanya dirayakan sebagai Festival Musim Gugur. Ada keyakinan bahwa Druid menyembah dewa kematian bernama Samhain pada bulan Oktober. Kesalahpahaman ini berakar pada sebuah buku dari tahun 1770 oleh seorang pria bernama Charles Vallency yang ingin membuktikan bahwa Druid berasal dari Armenia.
Jadi sebenarnya, apa itu Samhain? Kata Samhain berarti 'akhir musim panas', karena mewakili pergeseran musim dari musim panas ke musim dingin. Ini tidak ada hubungannya dengan dewa, tapi hanya semacam hari libur, seperti Imbolc, Beltane, dan Lughnasadh.
6. Semua Druid adalah laki-laki
Konsepsi populer menggambarkan Druid sebagai pendeta selibat yang memiliki janggut putih panjang dan jubah putih panjang. Itulah yang digambarkan dalam seni, bahkan sejak beberapa abad yang lalu.
Alasan penggambaran Druid sebagai laki-laki kemungkinan karena sumber klasik dari Julius Caesar tidak menyebutkan Druid perempuan. Namun, ternyata ada Druid perempuan, lho.
Ada beberapa kata untuk 'Druid perempuan dalam bahasa Irlandia, yakni kata bandruí, yang secara harfiah berarti 'perempuan Druid'. Perempuan Druid muncul dalam literatur Irlandia, seperti Bodhmall, seorang Druidess yang merupakan penjaga Fionn Mac Cumhaill, dan juga Tlachtga.
7. Druid mengenakan jubah putih
Penggambaran Druid mengenakan jubah putih panjang muncul karena kesalahan terjemahan. Dalam sebuah bagian yang menjelaskan pentingnya pohon ek dan benalu bagi agama Druidic, Gaius Plinius Secundus menggambarkan imam yang memanjat pohon dengan tulisan "sacerdos candida veste cultus," yang jika diterjemahkan berarti imam berjubah putih.
Lewis and Short Latin Dictionary menunjukkan bahwa kata yang diterjemahkan sebagai jubah sebenarnya adalah pakaian biasa, bukan jubah secara khusus. Faktanya, Druid mengenakan tonsur yang sangat umum di kalangan ulama Kristen di Irlandia.
8. Druid menganut monoteistik
Salah satu kepercayaan utama Druid adalah keabadian jiwa. Bagi mereka, jiwa itu abadi meskipun jasad telah mati, dan akan hidup di tubuh lain, seperti istilah reinkarnasi. Mereka juga percaya bahwa jiwa itu letaknya di otak bukan di hati, yang sebenarnya lebih masuk akal. Manusia modern justru menganggap hati sebagai pusat emosi dan roh, padahal ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa semuanya berpusat di otak manusia.
Konon, ada arus kepercayaan bahwa Druid kuno menganut monoteistik, mempraktikkan semacam proto-Kristen. Kepercayaan ini berakar pada kebangkitan modern Druidisme di abad ke-18. Dominasi kekristenan di seluruh Eropa mempengaruhi neo-Druid ini untuk menggabungkan keyakinan agama dengan konsepsi imajinasi mereka tentang Druid kuno.
9. Druid itu selibat
Druid terkenal karena gagasan selibat alias memilih hidup tanpa menikah. Klaim ini disebarkan oleh buku The 21 Lessons of Merlyn didasarkan pada manuskrip pengajaran Druidic yang belum pernah diterbitkan dan disebut The Book of Pheryllt. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh penulis Mary Jones, The Book of Pheryllt itu palsu.
Mary Jones menunjukan bahwa Druid itu tidak selibat, baik dalam sejarah maupun legenda. Salah satunya cerita tentang Druid Tlachtga, dan Raja Conchobhor mac Nessa dari Ulster yang merupakan putra Druid Cathbad, mereka adalah kasta turun-temurun yaitu jika mereka tidak menikah dan memiliki anak, tidak akan ada lagi Druid.
Walaupun Druid hanya mitos yang beredar dalam bentuk film, mitologi, dan cerita-cerita rakyat, namun kisahnya menarik untuk diikuti, terutama bagi kamu pecinta sejarah kuno, nih.