Patung Ratu Victoria di Misraħ Ir-Repubblica, Triq ir-Repubblica di Valletta, Malta (commons.wikimedia.org/Frank Vincentz)
Ratu Victoria adalah pembawa pertama fenomena yang dijuluki kutukan kerajaan atau saat ini dikenal sebagai hemofilia. Namun, pada masa Victoria, gangguan pembekuan darah tidak diketahui penyebabnya. Para dokter tahu bahwa Ratu Victoria dan banyak dari keturunannya mewarisi "kutukan" yang dapat menyebabkan pendarahan yang berlebihan dan bahkan kematian.
Laporan Scientific American mengungkapkan bahwa Ratu Victoria menderita strain hemofilia yang sangat langka yang disebabkan oleh mutasi spontan kromosom X, karena perempuan memiliki dua kromosom X dan laki-laki memiliki kromosom XY, penyakit ini diturunkan oleh perempuan yang tidak menunjukkan gejala apapun kepada keturunan laki-lakinya. Putranya, Pangeran Leopold, adalah keturunan Victoria pertama yang mewarisi kutukan tersebut.
Leopold adalah anak yang sering sakit-sakitan. Saat menderita kejang, kepalanya terbentur saat ia sedang berada di selatan Prancis pada tahun 1884, dia meninggal keesokan paginya karena pendarahan otak di usia 30 tahun. Sebelum kematiannya, Leopold adalah ayah dari dua orang anak. Putranya tidak terpengaruh oleh kutukan itu, tetapi putrinya yang bernama Putri Alice dari Albany mewarisinya.
Lalu, Putri Alice mewarisi penyakit itu kepada putranya, Rupert Alexander George dari Teck yang meninggal karena pendarahan intraserebral yang disebabkan oleh kecelakaan mobil. Melalui dua putri Ratu Victoria, Putri Alice, dan Beatrice, kutukan itu menyebar ke banyak dinasti kerajaan Eropa.