potret Paus Bonifasius VIII (commons.wikimedia.org/Fabrizio Garrisi)
Kamu mungkin pernah mendengar The Divine Comedy, puisi epik dari abad ke-14 karya Dante Alighieri yang terkenal karena penggambarannya tentang Neraka. Inferno karya Dante terdiri dari sembilan lingkaran, yang masing-masing dipenuhi oleh para pendosa. Semakin jahat orang itu maka semakin bawah pula neraka yang didapatkannya.
Neraka paling bawah ini dihuni oleh Setan yang dianggap pernah menggerogoti pengkhianat dan orang paling jahat dalam sejarah, yakni Marcus Junius Brutus, Gaius Cassius Longinus, dan Yudas Iskariot. Namun, dalam lingkaran kedelapan penggambaran Neraka oleh Dante, terdapat Paus Bonifasius VIII.
Hal ini menjelaskan bahwa Paus Bonifasius VIII bukanlah orang yang baik. Ia dikenang karena pandangannya yang sangat otoriter tentang peran Gereja Katolik di dunia. Nah, Paus Bonifasius VIII mengambil alih kekuasaan dari Paus Selestinus V, yakni seorang pertapa yang memilih turun dari takhta kepausannya untuk tinggal di gua daripada berurusan dengan manuver politik di Roma.
Setelah menjadi Paus, Bonifasius VIII segera mengumpulkan dana untuk memulai perang salib baru. Ketika upaya itu gagal, ia malah berperang dengan Kardinal, Jacopo Colonna. Dalam konflik inilah, tempat bertahan terakhir Colonna, kota Palestrina, Italia, menyerah dengan damai setelah Paus Bonifasius VIII berjanji akan mengampuni mereka. Namun, Paus Bonifasius VIII berbohong. Ia malah menghancurkan kota itu.