Pada tahun 1930, Republik Brasil Pertama mengalami serangkaian krisis ekonomi, hingga terjadinya berbagai pemberontakan. Kandidat yang kalah dalam pemilihan tahun itu, Getulio Vargas, memanfaatkan dukungan militernya untuk menggulingkan pemerintah dan mengangkatnya sebagai presiden. 15 tahun kemudian, Vargas digulingkan dalam kudeta, namun dia masih terpilih sebagai senator pada tahun yang sama dan sekali lagi sebagai presiden enam tahun kemudian.
Kepresidenan Vargas ditandai oleh otoritas yang terus berkembang, yang justru memadamkan kebebasan berbicara dan berkumpul, yang diperburuk oleh Great Depression (Depresi Besar) global, mengakibatkan ketidakstabilan dan perlawanan dari rakyat. Salah satu pemberontakan besar pertama melawan Vargas terjadi pada tahun 1932 di negara bagian Sao Paulo, masyarakat sangat marah pada Vargas yang mengambil kendali dari pemerintah negara bagian.
Pemberontakan Negara ini melibatkan ratusan ribu pasukan negara bagian dan federal, blokade laut, dan bahkan, tiga orang membajak pesawat tetapi tidak mengetahui cara menerbangkannya. Seperti yang dilaporkan The New York Times, pada tanggal 25 September, kaum revolusioner menculik seorang penjaga bandara, mencuri pesawat komersial dan mencoba menerbangkannya ke ibu kota pemberontak Sao Paulo, tetapi upaya itu berakhir karena insiden kecelakaan pesawat tersebut.