ilustrasi kanibalisme eksperimental (pexels.com/Luci)
Learned cannibalistic behavior atau kanibalisme yang dipelajari, terjadi ketika seseorang mempelajari perilaku kanibalistik dari orang-orang di sekitarnya (pengaruh sosial). Biasanya, perilaku ini terjadi dalam kelompok yang terisolasi, seperti suku-suku di pedalaman, dan kanibalisme dapat menjadi bagian dari adat istiadat atau ritual keagamaan.
Dilansir How Stuff Work, ada dua tipe dalam kanibalisme ini, yaitu endocannabinoid cannibalism, dan exocannibalism. Contoh dari praktik kanibalisme endocannabinoid adalah tradisi yang pernah dilakukan oleh suku Fore di Papua Nugini. Mereka percaya bahwa dengan memakan tubuh kerabat mereka yang sudah meninggal dapat membawa kebahagiaan dan kesuksesan, serta sebagai tanda penghormatan. Sementara exocannibalism adalah memakan daging seseorang di luar kelompoknya. Biasanya sebagai cara untuk menakuti orang lain, dan mencuri kekuatan hidupnya.
Adapun kanibalisme eksperimental berkaitan dengan kanibalisme yang dipelajari dengan tujuan penelitian atau rasa ingin tau. William Buehler Seabrook, seorang penulis Amerika ini diyakini suka menjelajahi fenomena paranormal dan okultisme. Dilansir Smithsonian Magazine, sekitar tahun 1920-an ia memakan daging manusia dan menggambarkan rasanya. Ia mengaku mendapatkan daging manusia dari rumah sakit Paris dan memasaknya sendiri. Praktik penelitian ini dilarang di banyak negara, karena tidak etis dan berbahaya, bahkan menimbulkan pertanyaan mengenai sumber daging yang digunakan.