Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi air mata
ilustrasi air mata (pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Air mata memiliki komposisi yang lebih kompleks daripada sekadar air. Ia terdiri atas air, elektrolit, protein, lipid, dan enzim sebagai pelindung alami terhadap infeksi.

  • Ada tiga jenis air mata: basal untuk melumasi mata, refleks untuk pertahanan instan, dan emosional yang mengandung senyawa tambahan serta hormon stres.

  • Air mata diproduksi oleh kelenjar lakrimal di atas bola mata dan tidak pernah habis.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Air mata selalu identik dengan kesedihan, kebahagiaan, hingga rasa lega setelah menahan emosi. Lantas, pertanyaan yang sering muncul ialah sebenarny air mata terbuat dari apa. Air mata bukan sekadar simbol emosional seseorang, melainkan hasil kerja yang begitu kompleks dari kelenjar dan komponen biologis yang memiliki fungsi penting bagi kesehatan mata. Menariknya, air mata tidak hanya berfungsi sebagai pelumas, tetapi juga memiliki peran melindungi, menutrisi, hingga menjadi sinyal komunikasi sosial yang jarang disadari.

Topik ini kerap luput dari perhatian sehari-hari karena kamu mungkin hanya memikirkan air mata saat menangis, padahal keberadaannya konstan untuk menjaga mata tetap sehat. Melalui penjelasan ilmiah ini, kamu bisa memahami kandungan, jenis, hingga proses terbentuknya air mata yang ternyata lebih kompleks daripada yang terlihat. Mari, simak penjelasan mendalam berikut untuk mengetahui fakta menarik mengenai air mata.

1. Air mata memiliki komposisi yang lebih kompleks daripada sekadar air

ilustrasi air mata (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Banyak orang mengira bahwa air mata hanyalah cairan asin biasa, padahal komposisinya jauh lebih kaya. Sebagian besar memang tersusun atas air, tetapi terdapat pula elektrolit, seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium, yang memberi rasa asin sekaligus menjaga keseimbangan osmotik di permukaan mata. Selain itu, air mata juga mengandung protein, lipid, dan enzim yang berperan sebagai pelindung alami terhadap infeksi. Protein ini jumlahnya mencapai lebih dari seribu jenis, termasuk antibodi yang membantu melawan bakteri berbahaya.

Struktur air mata sendiri terdiri atas tiga lapisan utama, yakni ada lapisan mukus, lapisan berair, dan lapisan minyak. Lapisan mukus membantu menempelkan air mata pada permukaan kornea, sementara lapisan berair menjadi bagian paling tebal yang menjaga kelembapan dan mengusir mikroorganisme. Lapisan minyak ini kemudian berfungsi untuk memperlambat penguapan agar mata tidak cepat kering. Kombinasi ketiganya menjadikan air mata sebagai sistem biologis yang canggih, bukan sekadar cairan biasa.

2. Ada tiga jenis air mata dan ketiganya dibedakan sesuai fungsi

ilustrasi air mata (pexels.com/Polina Smelova)

Air mata tidak semuanya sama karena tubuh memproduksi tiga jenis berbeda. Pertama, ada air mata basal yang selalu hadir untuk melumasi dan menutrisi mata setiap saat. Tanpa keberadaan basal, kornea akan cepat kering dan rentan iritasi. Kedua, ada air mata refleks yang muncul saat mata terpapar rangsangan fisik, seperti asap, debu, atau gas dari bawang. Refleks ini menjadi mekanisme pertahanan instan untuk membuang zat pengganggu. Jenis ketiga ada air mata emosional yang muncul akibat dorongan perasaan intens, baik itu kesedihan, kebahagiaan, atau kelegaan.

Menariknya, air mata emosional tersebut mengandung senyawa tambahan, seperti hormon stres dan neurotransmiter tertentu. Hal ini diyakini membantu tubuh mengurangi ketegangan emosional sekaligus mengirimkan sinyal sosial kepada orang di sekitar. Artinya, menangis bukan hanya pelepasan perasaan, tetapi juga cara alami tubuh menyeimbangkan kondisi psikologis.

3. Air mata diproduksi oleh kelenjar khusus dan tidak pernah habis

ilustrasi air mata (pexels.com/Greece-China News)

Kelenjar lakrimal yang terletak di atas bola mata bertanggung jawab untuk memproduksi air mata. Setiap kali kamu berkedip, air mata akan tersebar merata di permukaan mata untuk melindungi kornea. Setelah itu, cairan akan mengalir menuju saluran kecil di kelopak lalu masuk ke saluran nasolakrimal hingga akhirnya ke rongga hidung. Inilah alasan mengapa saat menangis, hidung sering ikut berair karena jalurnya terhubung langsung.

Meski produksi air mata dapat menurun akibat faktor usia atau penyakit, tubuh sebenarnya tidak akan benar-benar kehabisan. Adapun, seseorang menghasilkan sekitar 15 hingga 30 galon air mata setiap tahunnya. Fakta ini menunjukkan bahwa menangis berulang kali tidak akan membuat mata kering secara permanen. Namun, kualitas air mata bisa menurun bila lapisan penyusunnya tidak seimbang, misalnya pada kasus sindrom mata kering.

4. Air mata mengandung protein, enzim, dan hormon penting

ilustrasi air mata (pexels.com/Alex Green)

Selain tersusun dari air dan elektrolit, air mata juga kaya akan kandungan protein serta enzim yang berfungsi melindungi mata. Salah satu komponen pentingnya, lisozim, merupakan enzim yang mampu menghancurkan dinding bakteri sehingga berperan sebagai antibiotik alami. Air mata juga mengandung laktoferin yang membantu mengikat zat besi agar bakteri tidak dapat tumbuh bebas. Adanya berbagai jenis protein ini menjadikan air mata tidak sekadar cairan pelumas, tetapi juga sistem imun pertahanan pertama bagi mata.

Kandungan biologis dalam air mata tidak berhenti pada enzim. Ada pula hormon dan senyawa kimia, seperti prolaktin, adrenokortikotropin, hingga hormon stres kortisol dalam air mata emosional. Kehadiran zat ini menunjukkan bahwa komposisi air mata bisa berubah sesuai kondisi tubuh. Dengan kata lain, jawaban atas pertanyaan air mata terbuat dari apa tidaklah sederhana karena tiap tetes menyimpan kombinasi air, elektrolit, protein, enzim, dan hormon yang menyesuaikan keadaan biologis serta emosional seseorang.

5. Produksi air mata dipengaruhi usia, kesehatan, dan lingkungan

ilustrasi air mata (pexels.com/Andy Lee)

Seiring bertambahnya usia, produksi air mata basal cenderung menurun sehingga mata jadi lebih mudah kering. Kondisi ini lebih sering dialami oleh perempuan setelah menopause akibat perubahan hormon. Selain faktor usia, lingkungan juga berperan besar, misalnya udara kering, polusi, atau paparan layar digital dalam waktu lama. Semua itu dapat memicu sindrom mata kering yang justru membuat mata jadi terasa perih meski tampak berair.

Faktor medis seperti diabetes, gangguan autoimun, atau penggunaan obat tertentu juga dapat memengaruhi kualitas air mata. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mata menjadi langkah penting, mulai dari mengurangi paparan asap rokok, memberi jeda saat menatap layar, hingga menggunakan tetes mata buatan bila diperlukan. Pemahaman mengenai faktor-faktor ini membantu kamu lebih sadar bahwa air mata bukan sekadar efek samping emosional, melainkan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh.

Pertanyaan air mata terbuat dari apa ternyata menyimpan jawaban yang bukan hanya soal cairan asin, tetapi juga tentang bagaimana tubuh menjaga kesehatan sekaligus mengekspresikan emosi. Dari setiap tetesnya, kamu bisa melihat bahwa tubuh bekerja dengan cara yang cermat dan penuh makna. Jadi, lain kali ketika menangis, mungkin kamu bisa lebih menghargai air mata sebagai bagian alami dari keseimbangan hidup.

Referensi
“Facts About Tears”. American Academy of Ophthalmology (AAO). Diakses Agustus 2025.
“Information on Tears and Aging”. AARP. Diakses Agustus 2025.
“Tears: What Are Tears Made Of?”. Healthline. Diakses Agustus 2025.
“Understanding Tears: The Biochemistry of Emotion”. News-Medical. Diakses Agustus 2025.
“Tears”. Cleveland Clinic. Diakses Agustus 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎