Konon katanya, karakter Edmond Dantes di novel "The Count of Monte Cristo" (1844) karya Alexandre Dumas disadur dari seorang tukang sepatu bernama Pierre Picaud. Tukang tikung, hati-hati saat membaca kisah satu ini, karena inilah akhir dari orang yang suka "menikung" pacar temannya!
Semua berawal pada 1807, Picaud sudah dipastikan akan menikahi seorang wanita kaya. Namun, ia malah menetap di hotel prodeo Fenestrelle selama 7 tahun karena dituduh sebagai mata-mata Britania Raya.
Siapa dalangnya? Tiga teman Picaud sendiri: Loupian, Solari, & Chaubart. Dua tahun setelah "ditangkapnya" Picaud, Loupian "menikung" tunangan Picaud! Lebih parahnya lagi, Picaud baru tahu fitnah terhadap dirinya setelah tiga tahun dipenjara. Saat itulah, Picaud kecewa terhadap teman-temannya.
Selama di penjara, Picaud berteman dengan seorang pendeta Katolik dari Italia, Romo Torre. Saat Romo Torre tengah sekarat karena sakit, ia mewariskan sebuah harta karun miliknya di Milan kepada Picaud. Jadi, setelah runtuhnya pemerintahan Imperial Prancis pada 1814, Picaud dibebaskan dan pergi ke Milan untuk mengambil harta Romo Torre.
Kembali dari Milan, Picaud mengubah identitasnya dan siap untuk membalaskan dendamnya. Setelah membunuh Chaubart, Picaud pun merencanakan balas dendam terbesar kepada Loupian. Pertama, putri Loupian ditipu menikah dengan penjahat, hingga sang putri wafat karena shok.
Kehilangan putri, Picaud kemudian membakar restoran Loupian sehingga ia jatuh miskin! Tak ketinggalan, Picaud juga meracuni Solari dan membujuk putra Loupian untuk mencuri perhiasan lalu memfitnahnya! Setelah putranya dikirim ke penjara, barulah Picaud menusuk Loupian hingga mati.
Apakah seluruh kisah ini diceritakan Picaud? Bukan! Salah satu teman Picaud yang berkhianat, Allut, menculik Picaud dan membunuhnya. Selama ini, Allut mengtahui rencana jahat ketiga teman Picaud namun tidak memberitahukannya ke Picaud atau polisi.
Sebelum wafat, barulah Allut mengakui seluruh perbuatan dan rencana kotor tersebut. Kesaksian Allut dimuat oleh petugas arsip Jacques Peuchet dalam buku Memoirs from the Archives of the Paris Police yang dilampirkan pada novel The Count of Monte Christo edisi 1846.
Seru kisahnya? Balas dendam memang sebuah pola kejadian yang membuat kita sebagai penonton merasa puas setelah melihat kemalangan yang menimpa satu pribadi tersebut. Namun, jika itu kamu, apakah dengan membalaskan dendamnya, apakah pribadi tersebut akan merasa tenang? Atau, penyesalan juga yang akan menunggu?
Itulah 10 aksi balas dendam yang terkenal sepanjang sejarah, dari membalaskan dendam satu orang hingga membalaskan pada satu bangsa. Mau apapun tujuannya, balas dendam bukanlah tindakan yang terpuji. Kalau bisa mengampuni lebih baik mengampuni. Jika kamu membalas perbuatan jahat seseorang, apa bedanya kamu dengan mereka?