Saat baru selesai merebut wilayah dari jantan dominan lama, singa jantan dominan yang baru pasti melakukan pembantaian pada keturunan jantan dominan yang lama. (commons.wikimedia.org/Smudge 9000)
Praktik kanibalisme pada hewan sebenarnya bukan sesuatu yang langka. Jay Rosenheim, seorang ahli entomologi dari University of California dalam wawancara dengan Scientific American, menyebut kalau pada dasarnya hampir semua predator di Bumi berpotensi melakukan kanibalisme ketika ada situasi yang memaksa. Misalnya saja, beruang kutub (Ursus maritimus) mulai melakukan praktik kanibalisme karena perubahan iklim yang membuat lapisan es semakin kecil dan makanan semakin sukar dicari.
Selain disebabkan kondisi terpaksa, beberapa hewan juga melakukan praktik kanibalisme atau setidaknya “membantai” sesama spesiesnya ketika terjadi suksesi kekuasaan. Maksudnya, beberapa spesies hewan yang hidup berkelompok pasti mengalami pergantian jantan dominan sebagai pemimpin kelompok. Nah, ketika ada satu atau beberapa jantan baru yang memimpin, mereka tak jarang membunuh anak-anak keturunan dari jantan dominan sebelumnya sampai tak tersisa dan tak jarang turut dikonsumsi.
Perilaku tersebut terjadi karena jantan dominan baru harus memastikan kalau anak-anak yang lahir dari kelompok tersebut adalah keturunannya sendiri dan tak ingin sampai ada gen dari jantan lain yang ada di kelompoknya. Hewan yang sering melakukan praktik kanibalisme seperti ini adalah singa (Panthera leo) dan simpanse (Pan troglodytes).
Terakhir, kanibalisme pada hewan juga mungkin terjadi pada kebanyakan mamalia yang melahirkan anak dalam kondisi tidak sempurna. Kondisi ini terjadi karena bagi insting seorang induk, merawat anak yang terlahir cacat atau punya kekurangan itu hanya membuang energi akibat peluang si anak mati jauh lebih tinggi ketimbang anak yang lahir normal. Maka dari itu, sesaat setelah melahirkan, induk hewan langsung memakan anak yang lahir secara tak sempurna itu. Perilaku ini banyak ditunjukkan mamalia pemakan daging atau segala, termasuk hamster yang dipelihara manusia.
Pepatah lama selalu berkata kalau di alam liar, hanya yang kuat lah yang mampu bertahan. Frasa tersebut jelas sangat tercermin dari alasan-alasan hewan melakukan kanibalisme pada sesama. Saking kejamnya alam liar, hewan-hewan dipaksa untuk berkompetisi, tak hanya dengan spesies lain, tapi juga spesiesnya sendiri.