Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi: gerhana Bulan (unsplash.com/Yu Kato)

Pada 19 November 2021, Indonesia - terutama di bagian Timur - berkesempatan untuk melihat gerhana Bulan sebagian atau parsial. Dengan durasi penumbralitas lebih dari 6 jam dan parsialitas hampir 3,5 jam, gerhana Bulan parsial ini harusnya tak terlewatkan. Jika dilewatkan, gerhana bulan parsial baru akan terlihat lagi pada 2023!

Nah, saat melihat gerhana Bulan, baik total, parsial, atau penumbra, Bulan berubah warna menjadi jingga hingga merah darah. Tidak perlu takut, itu alamiah. Akan tetapi, kenapa saat gerhana, Bulan bisa berubah warna dari abu-abu terang ke merah darah? Mari simak alasannya.

1. Mengenal fenomena "Hamburan Rayleigh"

ilustrasi langit biru (unsplash.com/Jelleke Vanooteghem)

Jika bertanya, "Kenapa Bulan jadi merah saat gerhana?", ini sama dengan pertanyaan "Mengapa langit berwarna biru?". Jawabannya pun sama, yaitu fenomena "Hamburan Rayleigh", situasi saat cahaya atau radiasi elektromagnetik dihamburkan oleh partikel yang lebih kecil dari panjang gelombang cahaya/radiasi yang dihamburkannya.

Pada siang hari, gelombang cahaya Matahari disaring atmosfer Bumi. Molekul gas nitrogen dan oksigen yang lebih kecil membiarkan panjang gelombang yang lebih panjang seperti warna merah, jingga, dan kuning, langsung ke tanah (tak tertangkap oleh mata manusia).

Sementara itu, panjang gelombang yang lebih pendek, seperti warna lembayung dan biru, diserap dan dihamburkan ke segala arah. Oleh karena itu, warna biru saat pagi hingga siang hari dan lembayung saat petang ke malam hari lebih mudah ditangkap oleh mata.

2. Jadi, kenapa Bulan bisa jadi merah saat gerhana?

Editorial Team

Tonton lebih seru di