Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jangan Asal Peluk! Ini 6 Alasan Kenapa Penguin Tak Boleh Disentuh
penguin (unsplash.com/SanderCrombach)

Intinya sih...

  • Penguin stres dan kelelahan akibat disentuh manusia

  • Resiko menelantarkan anak penguin karena interaksi fisik

  • Penyakit, gangguan perilaku, dan sensitivitas paruh sebagai alasan medis dan ekologis larangan menyentuh penguin

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Melihat penguin yang berjalan terhuyung-huyung dengan tubuh gempalnya, memang sangat menggemaskan. Tak heran jika banyak wisatawan yang berkunjung ke habitat aslinya di Antartika atau melihatnya di pesisir, memiliki dorongan kuat untuk membelai atau bahkan memeluk mereka. Rasanya seperti melihat boneka hidup yang minta disayang. Namun, kamu harus menahan keinginan tersebut sekuat tenaga karena interaksi fisik langsung dengan penguin adalah hal yang sangat dilarang keras.

Larangan ini bukan sekadar aturan kaku untuk membatasi kesenanganmu, melainkan upaya krusial demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Di balik penampilan mereka yang lucu dan tampak tenang, penguin adalah satwa liar yang sangat sensitif terhadap gangguan luar. Sentuhan tanganmu yang terlihat sepele ternyata bisa memicu dampak fatal, mulai dari stres berat hingga risiko kematian pada anak-anak mereka. Berikut adalah alasan medis dan ekologis mengapa kamu tidak boleh menyentuh dan wajib menjaga jarak dari hewan ikonik ini.

1. Menyebabkan mereka stres akut dan menguras energi

penguin (unsplash.com/CorneliusVentures)

Meskipun penguin mungkin terlihat tenang atau diam saja saat kamu dekati, itu bukan berarti mereka merasa nyaman. Penelitian menunjukkan bahwa detak jantung penguin bisa melonjak drastis saat mereka ditangkap atau disentuh oleh manusia. Lonjakan stres mendadak ini sangat berbahaya bagi metabolisme mereka.

Stres akut semacam ini membakar cadangan energi mereka dengan sangat cepat. Di lingkungan sekeras Antartika yang suhunya ekstrem, setiap kalori sangatlah berharga untuk menghangatkan tubuh dan bertahan hidup. Membuang energi hanya untuk panik karena sentuhan manusia bisa membuat kondisi fisik mereka melemah secara signifikan.

2. Risiko menelantarkan anak

penguin (unsplash.com/Bernd)

Dampak dari stres akibat gangguan manusia bisa sangat memilukan bagi kelangsungan generasi penguin. Jika induk penguin merasa terlalu terancam atau stres karena interaksi fisik denganmu, naluri bertahan hidup mereka akan memicu respons untuk lari menyelamatkan diri. Dalam situasi panik ini, sangat mungkin bagi mereka untuk menelantarkan sarang.

Akibatnya, telur yang sedang dierami atau anak penguin yang masih kecil akan ditinggalkan begitu saja tanpa perlindungan. Di alam liar yang kejam, anak penguin yang ditinggalkan sendirian sangat rentan mati kedinginan dalam waktu singkat atau menjadi mangsa mudah bagi burung predator seperti skua (burung predator).

3. Risiko penularan penyakit

penguin (unsplash.com/SanderCrombach)

Manusia adalah pendatang asing di ekosistem kutub yang terisolasi. Tanpa kamu sadari, tangan, pakaian, atau sepatumu bisa saja membawa bakteri, virus, atau jamur asing yang tidak pernah ada di habitat penguin sebelumnya. Menyentuh mereka secara langsung sama artinya dengan membuka jalur penularan penyakit baru.

Sistem kekebalan tubuh penguin belum tentu mengenali atau mampu melawan patogen bawaan manusia ini karena mereka berevolusi di lingkungan yang steril dari penyakit manusia. Risiko ini sangat fatal karena infeksi baru bisa menyebar dengan cepat dan berpotensi memusnahkan satu koloni yang tidak memiliki imunitas alami.

4. Mengganggu perilaku alami dan navigasi mereka

penguin (unsplash.com/DerekOven)

Penguin sebenarnya adalah hewan yang sangat sibuk dengan rutinitas harian yang ketat. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk berjuang mencari makan di laut atau berjalan jauh kembali ke sarang untuk memberi makan pasangan dan anaknya. Mereka butuh konsentrasi dan efisiensi tinggi untuk melakukan tugas ini.

Interaksi fisik, seperti mencoba memegang, mengangkat, atau sekadar menghalangi jalan mereka demi sebuah foto, akan sangat mengganggu ritme kerja mereka. Gangguan sekecil apa pun bisa membuat mereka kelelahan, stres, atau bahkan mengalami disorientasi arah, yang pada akhirnya menghambat kemampuan mereka untuk merawat diri sendiri dan keluarganya.

5. Paruh mereka bisa sangat sensitif

penguin (unsplash.com/AngieCorbett)

Ada fakta biologis menarik yang jarang diketahui orang, yaitu paruh penguin ternyata bukan sekadar tulang keras biasa. Penelitian menemukan bahwa di dalam paruh mereka, terutama di bagian ujung, terdapat jaringan organ sensorik yang sangat kompleks dan penuh dengan reseptor sentuhan, mirip dengan kepekaan ujung jari manusia.

Organ sensitif ini kemungkinan besar digunakan untuk mendeteksi mangsa di dalam air yang gelap atau untuk interaksi sosial yang halus. Oleh karena itu, jika kamu mencoba menyentuh paruhnya, atau jika mereka mematuk tanganmu karena merasa terancam, itu bisa menjadi pengalaman sensorik yang sangat berlebihan, tidak nyaman, atau bahkan menyakitkan bagi si penguin.

6. Bisa melanggar aturan internasional

penguin (unsplash.com/Mandylin)

Perlu kamu ingat bahwa pariwisata ke Antartika bukanlah wisata bebas tanpa aturan. Kegiatan di sana diatur sangat ketat oleh protokol internasional, khususnya dari IAATO atau asosiasi operator tur Antartika. Salah satu aturan emas yang wajib dipatuhi adalah menjaga jarak minimal lima meter dari satwa liar, termasuk penguin.

Menyentuh penguin adalah pelanggaran serius terhadap kode etik dan regulasi perlindungan satwa ini. Aturan ini dibuat berdasarkan riset ilmiah demi melestarikan ekosistem. Jadi, mematuhinya adalah bentuk penghormatan tertinggi yang bisa kamu berikan sebagai tamu di habitat alami mereka.

Ternyata, mengagumi keindahan penguin dari kejauhan adalah bentuk rasa sayang terbaik yang bisa kamu berikan kepada mereka. Ingatlah bahwa di balik tingkah lucunya, mereka adalah satwa liar yang sedang berjuang keras untuk bertahan hidup di lingkungan ekstrem. Dengan menahan diri untuk tidak menyentuh dan membiarkan mereka bebas beraktivitas, kamu turut berkontribusi nyata dalam menjaga kesehatan koloni serta kelestarian ekosistem alami mereka di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team