Sejarah Vihara Buddha Sakyamuni di Kota Denpasar, Bangunannya Megah
Berawal dari sebuah ruko
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Umat Buddha merayakan Hari Suci Waisak pada Minggu (4/6/2023). Puncak perayaan hari suci ini akan dilaksanakan di masing-masing vihara atau tempat suci umat Buddha.
Di Bali sendiri, terdapat beberapa vihara yang tersebar di beberapa daerah. Salah satunya adalah Vihara Buddha Sakyamuni yang terdapat di Kota Denpasar, tepatnya di Jalan Gunung Agung, Lingkungan Padang Udayana Nomor 3A.
Vihara tersebut kerap menjadi tempat kegiatan umat Buddha di Denpasar dan sekitarnya. Vihara yang berdiri megah saat ini ternyata bermula dari sebuah cerita sederhana. Yuk, simak sejarah Vihara Buddha Sakyamuni berikut ini.
1. Berawal dari sebuah ruko di Denpasar
Dikutip dari situs resmi Vihara Buddha Sakyamuni, vihara ini bermula dari berdirinya Cetiya Buddha Sakyamuni di sebuah ruko milik Putu Adiguna dan Erlina Kang Adiguna pada tahun 1992.
Ruko yang berada di Jalan Diponegoro, Denpasar ini juga digunakan sebagai sekretariat DPD Gema Budhi dan DPD Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) Provinsi Bali. Pendirian Cetiya Buddha Sakyamuni ini atas pelopor Merta Ada, Sudiarta Indrajaya, dan Astika.
Hal ini didasari oleh semangat untuk menghormati perjuangan ajaran Guru Buddha Gotama. Kemudian, Sathani Ketua Pemuda Buddih Theravada Thailand memberikan dana Budhha Rupang untuk mengembangkan Cetiya Buddha Sakyamuni. Cetiya ini kemudian diperluas dengan nama Mahacetiya Buddha Sakyamuni. Merta Ada diangkat sebagai Ketua Dayaka Sabhha yang pertama.
Baca Juga: Saat Imlek, Ini 5 Vihara di Sumut yang Paling Ramai Pengunjung
Baca Juga: 9 Potret Brahma Vihara Arama Buleleng, Terbesar di Bali!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.