Sejarah Banjir di Jakarta, Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Tarumanegara
#EdFunFact Pasti gak percaya ya? Nih, coba baca aja kisahnya di sini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Awalnya, kongsi dagang Belanda VOC memilih Ambon sebagai pusat kekuasaannya. Alasannya sederhana. Lokasi Ambon berada di jantung kepulauan rempah, Maluku. Maluku oleh bangsa barat dikenal sebagai The Spicy Island, surga rempah karena komoditas cengkeh dan pala yang sangat kaya di kepulauan tersebut.
Namun, seorang Gubernur Jenderal bertangan besi bernama Jaan Pieterszoon Coen kemudian memindahkan pusat kekuasaan kongsi dagang tersebut ke sebuah daerah di wilayah barat Pulau Jawa. Kota tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Batavia, yang kini menjadi Jakarta, ibu kota dari negara kita Indonesia.
Mengutip dari buku Batavia Kota Banjir, karangan dari jurnalis ternama Alwi Shahab dan buku Jakarta: Sejarah 400 Tahun karya Susan Blackburn, berikut ini sedikit cerita menarik untuk diketahui tentang persoalan banjir di ibu kota Jakarta pada masa kolonialisme Belanda.
1. Staf penerangan AS menyalahkan Jaan Pieterzoon Coen yang memilih Batavia sebagai pusat kekuasaan
Seorang staf kantor penerangan Amerika Serikat di Jakarta, pernah menulis tentang persoalan banjir di Jakarta. Ia menyalahkan pendiri kota Batavia, Jaan Pieterzoon Coen yang memilih tempat dataran rendah sebagai pusat kekuasaan.
"Coen telah mendirikan kota di atas rawa-rawa, andaikata ia memilih tempat lain yang lebih tinggi setidaknya persoalan bajir dapat dikurangi dan tidak memusingkan pemimpin selanjutnya." Begitu, tulis staf kantor penerangan tersebut.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.