TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Geosmin, Molekul Penyusun Petrichor atau Aroma Hujan

Ditemukan juga di tumbuhan dan hewan, bisa menjebak nyamuk

Ilustrasi hujan (pixabay.com/sourabhkrishna806)

Saat hujan seringkali muncul aroma khas yang disebut dengan petrichor. Aroma ini dihasilkan ketika air hujan jatuh pada permukaan tanah yang kering dan udara dari pori-pori tanah membentuk gelembung-gelembung kecil kemudian melepaskan aerosol.

Aerosol inilah yang membawa aroma, bakteri, dan virus dari dalam tanah ke udara. Salah satu penyusun aroma tersebut adalah molekul yang disebut geosmin. Nah, berikut ini beberapa informasi tentang geosmin.

Baca Juga: 7 Aroma Parfum Unik, Mulai dari Makanan sampai Aroma Hujan

1. Geosmin dihasilkan oleh alga hijau biru dan bakteri Actinomyces

Kultur bakteri Streptomyces (instagram.com/microlaboratory)

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Water Research mengungkapkan bahwa Cyanobacteria atau ganggang hijau biru merupakan produser utama geosmin di lingkungan perairan. Beberapa kelompok alga hijau biru yang menghasilkan geosmin di antaranya Nostoc, Anabaena, Phormidium, dan Planktothrix.

Sementara itu actinobacteria adalah penghasil geosmin di tanah, terutama dari kelompok bakteri Streptomyces. Mikroorganisme ini merupakan bakteri gram-positif dan terdiri dari 500 lebih spesies.

Baca Juga: 5 Fakta Hujan yang Jarang Diketahui, Punya Aroma Tersendiri

2. Dapat tercium dalam konsentrasi rendah

Ilustrasi hujan (pixabay.com/counselling)

The Scientist melansir lewat sebuah artikel tentang geosmin, bahwa molekul ini dapat dengan mudah terdeteksi dalam konsentrasi rendah. Manusia sangat sensitif terhadap geosmin dan dapat mencium aromanya bahkan dalam konsentrasi 400 ppt. Sementara satuan konsentrasi yang umum digunakan adalah ppm dan ppt setara dengan 0,000001 ppm.

3. Geosmin ditemukan di tumbuhan

Ilustrasi buah bit (pixabay.com/jillwellington)

Menurut database PubChem, geosmin adalah molekul alami yang dapat ditemukan di lumut hati, kopi Arabika dan buah bit. Geosmin dalam kopi menandakan karakteristik yang cacat dan rasa tidak enak. Hal ini bisa disebabkan karena faktor eksternal, fermentasi yang berlebihan selama proses produksi kopi, serangan serangga, atau biji yang masih kurang matang.

Geosmin ditemukan di berbagai buah bit dalam berbagai varietas seperti sugar beet, table beet, fodder beet, leaf beet, dan Swiss chard. Pada buah bit, geosmin terkonsentrasi di dalam dan di bawah epidermis. Molekul inilah yang juga memberikan aroma khas pada buah bit.

4. Geosmin dapat ditemukan di ikan air tawar

Ilustrasi ikan air tawar (pixabay.com/ralphs_fotos)

Keberadaan geosmin menyebabkan aroma mirip lumpur pada beberapa ikan air tawar yang sering dikonsumsi seperti ikan mas dan lele. Geosmin berikatan dengan senyawa 2-methylisoborneol (MIB) dan terkonsentrasi di kulit berlemak serta jaringan dark muscle. Ikatan ini dapat rusak dalam kondisi asam sehingga penambahan cuka atau bahan bersifat asam saat memasak ikan dapat mengurangi aroma dan rasa yang ditimbulkan oleh geosmin.

Sebuah penelitian di awal tahun 2000-an membuktikan bahwa rasa dan aroma tidak enak pada ikan mas disebabkan oleh Anabaena dan sangat berkaitan erat dengan geosmin. Selain pada ikan, adanya geosmin dan MIB di dalam air yang dikonsumsi juga mempengaruhi rasa dan bau air minum. Hal ini mengindikasikan terjadinya kontaminasi cyanobacteria, fungi, atau Actinomyces.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Parfum Aroma Vanilla, Harga Mulai Rp10 Ribu

Verified Writer

Rasyi Fauzia

Living my life

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya