Meskipun kemajuan pendidikan perempuan dan peningkatan akses kontrsepsi dianggap menjadi faktor utama penurunan angka kesuburan ini, namun para peneliti memperingatkan untuk tidak menghalangi perkembangan dua faktor tersebut. Solusi yang telah coba diambil beberapa negara diantaranya dengan mencoba menerapkan kebijakan peningkatan cuti hamil, kemudahan aksesibilitas pengasuhan anak, insentif keuangan dan hak-hak kerja tambahan namun belum solusi yang paling tepat belum ditemukan.
Profesor Ibrahim Abubakar dari University College London, menambahkan jika temuan penelitian itu bahkan hanya setengah akurat, migrasi menjadi sebuah keharusan bagi setiap negara karena dampak positif migrasi terhadap kesehatan dan ekonomi dikenal secara global meningkatkan aspek kesehatan dan aspek ekonomi.
Semoga sebagai manusia kita menjadi lebih memahami arti penting eksistensi kita dalam populasi dan turut serta dalam menciptakan bumi yang lebih baik lagi ya.