ilustrasi komet (pixabay.com/Pixabay)
Menurut NASA, 3I/ATLAS tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi karena lintasan pergerakannya akan tetap berada jauh dari planet kita. Komet ini akan melintas pada jarak terdekat sekitar 1,8 satuan astronomi (sekitar 270 juta kilometer) dari Bumi sehingga tergolong sangat aman.
Meski begitu, International Asteroid Warning Network (IAWN) tetap melakukan pemantauan khusus terhadap 3I/ATLAS untuk memastikan keamanannya. Mereka akan menjalankan kampanye pengamatan dari 27 November 2025 hingga 27 Januari 2026 guna menyempurnakan metode pelacakan posisi komet secara lebih akurat.
Namun, perhatian publik meningkat setelah Avi Loeb, seorang astrofisikawan ternama, menyoroti perilaku tidak biasa dari 3I/ATLAS. Dia mencatat adanya percepatan non-gravitasi dan lintasan yang melewati area dekat Jupiter, Venus, dan Mars. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada Juli, Loeb bahkan mengemukakan hipotesis kontroversial bahwa 3I/ATLAS mungkin bukan benda alami, melainkan artefak teknologi atau wahana buatan dengan potensi kecerdasan aktif.
Meski teori tersebut menarik perhatian, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaimnya. Mayoritas ilmuwan tetap berpendapat bahwa 3I/ATLAS adalah komet antarbintang alami dan misi pengamatan yang sedang berlangsung diharapkan dapat memberikan data lebih jelas mengenai asal-usul dan perilakunya.