Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
asap polusi yang dikeluarkan dari industri (unsplash.com/Marek Piwnicki)

Berdasarkan laporan terbaru World Air Quality Index, Jakarta ada pada peringkat ketiga dengan tingkat polusi tinggi di dunia. Peringkat pertama dan kedua ditempati oleh Karachi (Pakistan) dan Delhi (India) sebagai kota dengan polusi tertinggi di dunia. Tentu hal ini bisa menjadi peringatan kepada kita semua, terutama warga yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.

Pemerintah pun sudah mewajibkan pabrik dan industri menggunakan alat bernama scrubber. Bahkan, Pemerintah akan memberikan sanksi bagi pabrik atau pelaku industri yang tidak melakukan instalasi scrubber sesuai anjuran. Pemasangan alat tersebut dinilai mampu mengurangi tingkat polusi udara pada radius tertentu.

Jadi, apa sebetulnya scrubber itu? Bagaimana cara kerjanya? Nah, kalau penasaran dengan hal ini, kamu bisa menyimaknya sampai tuntas.

Scrubber dipakai sebagai pengendali polusi udara

Salah satu penyebab utama polusi udara adalah asap pabrik. (unsplash.com/Chris LeBoutillier)

Pabrik dan industri merupakan salah satu penyumbang terbesar polusi udara di sebuah wilayah. Selain itu, bahan polutan lainnya juga dinilai berbahaya, misalnya asap kendaraan bermotor, pembakaran sampah, bahkan pembakaran yang dilakukan dalam skala kegiatan rumah tangga.

Nah, untuk pabrik atau industri, penggunaan scrubber sudah cukup jamak dilakukan pada negara-negara maju. Dijelaskan dalam laman Britannica, alat scrubber merupakan perangkat atau teknologi yang mampu menjebak partikel polutan menggunakan cairan tertentu. Pada praktiknya, scrubber dinilai sanggup membersihkan partikel udara pada rentang toleransi angka tertentu.

Ada berbagai jenis scrubber yang biasa digunakan, salah satunya scrubber semprot yang diletakkan di menara atau lantai gedung paling atas. Cara ini melibatkan beberapa nozel dan sirkulasi yang dibuat khusus untuk menangkap arus udara guna dibersihkan memakai cairan khusus. Pada umumnya, model pembersih polusi macam ini mampu mengendalikan partikel polutan yang berukuran di atas 8 μm (mikrometer).

Sayangnya, justru partikel polutan kecil (di bawah 8 μm) yang cukup sulit untuk dibersihkan. Salah satu jenis scrubber yang mampu melakukan pembersihan partikel kecil adalah scrubber dengan desain venturi. Scrubber venturi dinilai sangat efisien untuk mengatasi partikel polutan berukuran di atas 0,5 μm.

Teknologi venturi sendiri banyak diaplikasikan dalam dunia industri sejak pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Italia bernama Giovanni Battista Venturi. Pada industri atau pabrik yang besar, penggunaan scrubber khusus juga diwajibkan. Perangkat dan sirkulasi khusus ini dipakai untuk mengendalikan polutan pada pabrik. Beberapa di antaranya:

  • Scrubber Partikulat Multi-Vane (MVS), sebuah sistem scrubber yang cukup besar dan kompleks yang biasanya terpasang pada industri kelas menengah dan besar;
  • Scrubber Gas Kimia, peralatan pengendali polutan yang biasanya terpasang pada pabrik atau industri kimia;
  • Scrubber Amonia, sistem sirkulasi yang ditujukan untuk menetralkan amonia.

Selain itu, ada beberapa jenis scrubber khusus yang teknologinya mampu menetralkan dampak polutan dari keberadaan zat kimia lainnya, seperti klorin (bahan utama disinfektan) dan asam sulfat. Namun, tentu tidak semua partikel polutan mampu dikendalikan oleh scrubber. Partikel yang lepas dari sirkulasi scrubber tetap akan terbawa ke udara dan meningkatkan suhu di Bumi.

Namun, pemakaian scrubber di industri pelayaran bisa berdampak negatif bagi ekosistem laut

Editorial Team

Tonton lebih seru di