J. Robert Oppenheimer, Jenderal Leslie Groves, dan lainnya saat sedang berada di lokasi titik nol uji Trinity setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki pada 9 September 1945. (commons.wikimedia.org/United States Army Signal Corps)
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, berilium banyak diterapkan dalam teknologi dan sains, khususnya dalam bidang tenaga nuklir dan persenjataan. Thought Co mengatakan bahwa berilium berperan penting dalam membuat bahan bakar nuklir menjadi lebih efisien.
Berilium memungkinkan bahan bakar terbakar pada suhu yang lebih rendah sehingga dapat beroperasi lebih lama. Namun, pada masa awal pengujian bom atom di era J Robert Oppenheimer, para ilmuwan melapisi bagian dalam inti plutonium dengan perisai logam berilium yang memantulkan partikel kembali ke inti. Inilah awal mula mengapa bom bisa mencapai massa kritis dan meledak.
Ledakan nuklir pertama terjadi pada 16 Juli 1945 di Los Alamos, New Mexico, Amerika Serikat. Penulis dan jurnalis, Alisa Lynn Valdés MS menulis bahwa pemerintah AS memberikan waktu 24 jam kepada penduduk setempat untuk meninggalkan Los Alamos sebelum bom nuklir diledakan. Namun, dilansir laporan The Los Angeles Times, penduduk di kota-kota terdekat tidak diperingatkan untuk pergi, karena misi tersebut bersifat sangat rahasia.
Valdés mengklaim bahwa pemerintah AS akhirnya melakukan uji coba nuklir. Lalu, mereka mempekerjakan para pengungsi keturunan Hispanik untuk menangani bahaya berilium. Penduduk keturunan Hispanik ini kemudian meninggal karena penyakit berilium kronis yang telah kita bahas di poin sebelumnya. Penyakit ini membutuhkan waktu 30 hingga 40 tahun setelah terpapar.
Sejak 2005, sebuah kelompok bernama The Tularosa Basin Downwinders Consortium mendedikasikan hidup mereka untuk mencari keadilan bagi warga Amerika yang terkena dampak bahan kimia beracun ini. Mereka juga mengumpulkan data tentang kanker dan penyakit lain yang menjangkiti masyarakat di sekitar uji coba Trinity pada 16 Juli 1945.
Bumi ini menyimpan jutaan kekayaan yang bisa dimanfaatkan manusia. Namun, unsur kimia yang diambil secara sembarangan juga memiliki dampak yang buruk bagi tubuh, contohnya berilium. Tubuh manusia bukanlah alat percobaan yang digambarkan seperti di film-film Marvel Cinematic Universe, yang jika terpapar zat kimia tertentu akan berubah menjadi villain. Tentu tidak mungkin! Tubuh kita memiliki banyak keterbatasan, terutama jika terpapar zat kimia berbahaya.