Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penguin (unsplash.com/Derek Oyen)

Alam bergerak maju mengikuti waktu, dan makhluk hidup (terutama manusia) pun begitu. Jika kamu percaya teori evolusi, kamu kemungkinan besar percaya bahwa semua makhluk hidup berevolusi ke arah yang lebih "maju".

Meski begitu, tidak sedikit ilmuwan dan orang awam yang bertanya-tanya, "Apakah evolusi bisa mundur ke belakang?" Agak sulit membayangkannya, ya. Namun, faktanya, evolusi makhluk hidup ada yang terlihat menuju arah mundur. Mengapa begitu?

Apakah berarti mundur ke belakang?

Pandangan bahwa "evolusi bisa berjalan mundur" umumnya disebut devolusi atau evolusi regresif. Kondisi ini berarti makhluk hidup justru berevolusi kembali ke bentuknya yang lebih sederhana.

Apakah ini berarti hal yang buruk? Live Science menekankan bahwa evolusi regresif bukan berarti selangkah lebih mundur. Menurut peneliti dari Natural History Museum London, Prof. Beth Okamura, evolusi regresif berarti kondisi di mana makhluk hidup menanggalkan bentuk evolusi yang kompleks.

Salah satu contoh yang evolusi regresif adalah myxozoan, parasit tanpa mulut, saraf, atau pencernaan. Dulu dikelompokkan sebagai protozoa, Okamura menjelaskan bahwa myxozoan ternyata adalah hewan yang mengalami evolusi ke belakang, dari Cnidarian (yang termasuk ubur-ubur) hingga kehilangan berbagai ciri dan jadi parasit.

Lebih dari yang terlihat oleh mata manusia

Editorial Team

Tonton lebih seru di