Di alam liar, anak-anak buaya biasanya hidup bersama agar bisa bertahan hidup di habitatnya yang keras. (commons.wikimedia.org/Sabiyan2000)
Oke, kita sudah tahu jawaban soal status buaya sebagai hewan monogami atau bukan. Tentu tak lengkap kalau kita tak mengetahui apa yang dilalui telur-telur buaya sebelum akhirnya menetas dan tumbuh dewasa. Dalam satu musim kawin, biasanya buaya akan menghasilkan 30—60 butir telur, tergantung dari spesiesnya.
Sedangkan untuk waktu inkubasi, masing-masing spesies punya waktu yang berbeda, tetapi umumnya tak berbeda jauh. Crocodile Specialist Group melansir bahwa rata-rata waktu yang diperlukan telur ordo Crocodilia untuk menetas sekitar 65—95 hari masa inkubasi. Mirip seperti jenis reptil lain, suhu di dalam sarang akan menentukan jenis kelamin anak-anak buaya saat menetas nantinya.
Jika sarang memiliki suhu relatif rendah, yakni sekitar 30 derajat Celsius, maka anak buaya akan didominasi betina. Akan tetapi, jika suhu sarang sekitar 32—33 derajat Celsius, maka mayoritas anak jantan akan lahir. Nah, pada suhu 31 derajat Celsius, di tengah-tengah kedua suhu tersebut, biasanya proporsi jenis kelamin anak buaya yang lahir akan sama rata.
Walaupun demikian, patokan suhu itu tak sama pada seluruh spesies buaya. Sebab, pada beberapa spesies, justru yang terjadi adalah sebaliknya. Saat suhu sarang lebih rendah, justru buaya jantan yang akan lahir lebih banyak dan pada suhu tinggi, maka buaya betina yang akan lahir lebih banyak.
Setelah menetas, induk buaya akan membawa anaknya ke sungai seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, terkadang ada beberapa ekor anak yang mampu bergerak sendiri ke badan air sebelum sang induk tiba. Pada mayoritas spesies, anak-anak buaya akan selalu bersama dengan saudaranya saat baru menetas hingga remaja. Bahkan, ada pula yang tetap bersama dengan saudaranya selama beberapa tahun pasca kelahiran pada beberapa spesies.
Saat baru lahir, anak-anak buaya punya begitu banyak predator yang dapat mengancam jiwanya. Kalau mereka tetap dekat dengan si induk, peluangnya bertahan jelas akan meningkat. Akan tetapi, setelah si induk pergi, anak-anak buaya harus siap untuk bertahan sendiri. Buaya-buaya yang baru lahir biasanya mengonsumsi ikan-ikan kecil, serangga, sampai sisa-sisa makanan dari buaya maupun predator lain di sekitarnya.
Pertumbuhan buaya terbilang tak begitu cepat. Saat baru lahir, panjang rata-ratanya sekitar 20—30 cm saja. Pada tiga atau empat tahun pertama, panjang buaya hanya akan bertambah sekitar 30 cm, dilansir Britannica. Maka dari itu, usia kematangan seksual baru tercapai saat buaya berusia 10 tahun atau ketika panjang tubuhnya mencapai 1,5—3 meter.
Jadi, istilah "buaya" itu sebenarnya bisa dibilang benar maupun salah. Istilah itu tepat digunakan ketika memandang kebiasaan buaya jantan biasanya kawin dengan beberapa betina saat musim kawin tiba. Akan tetapi, istilah itu menjadi kurang relevan saat kita melihat soal perilaku buaya betina dan jantan yang begitu kompak untuk menjaga sarangnya saat mereka selesai bereproduksi dan meletakkan telur di sarangnya. Benar-benar mindblowing sekali, ya!