ilustrasi panda (pexels.com/.M.Q Huang)
Penangkaran merupakan salah satu upaya untuk membantu meningkatkan populasi panda. Namun, upaya ini ternyata masih cukup rumit.
Betina memiliki masa kesuburan yang sangat singkat (72 jam per tahun) dan sangat pilih-pilih terhadap pasangannya. Di pusat penangkaran, di mana hanya ada sedikit pejantan, mengawinkan panda menjadi lebih sulit.
Sekalipun pejantan dan betina disatukan pada waktu yang tepat, keduanya mungkin sama sekali tidak tertarik satu sama lain, atau kurang berpengalaman dalam perkawinan. Oleh karena itu, para ilmuwan biasanya mengandalkan inseminasi buatan, menurut Discover Wildlife.
Saat ini, terdapat lebih dari 600 panda di kebun binatang dan pusat penangkaran di seluruh dunia. Namun, hampir semua panda yang ada di seluruh dunia statusnya adalah disewakan dari China. Selain itu, penangkaran panda membutuhkan biaya yang sangat banyak. Karena alasan ini, beberapa aktivis konservasi percaya bahwa dana tersebut lebih baik dibelanjakan di tempat lain.
Dana yang diperoleh dari menyewakan panda ke luar China digunakan untuk mendanai konservasi di China, tetapi tidak banyak panda hasil penangkaran yang dilepasliarkan ke alam liar. Pelepasan pertama terjadi pada tahun 2006, tetapi panda tersebut meninggal hanya dalam waktu satu tahun, kemungkinan setelah jatuh dari pohon.