ilustrasi kucing abu-abu (unsplash.com/Kari Shea)
Hingga kini, tidak ada cukup bukti ilmiah bahwa warna kucing berdampak besar pada kepribadiannya. Akan tetapi, mitos tentang warna dan kepribadian kucing memiliki dampak yang kuat pada cara manusia memilih kucing untuk diadopsi. Jika seseorang menginginkan kucing dengan kepribadian tenang, misalnya, mereka cenderung memilih kucing dengan warna tertentu.
Studi pada 2002 dalam Journal of Applied Animal Welfare Science menemukan bahwa kucing hitam dan kucing oranye adalah yang paling kecil kemungkinannya dipilih untuk diadopsi. Kucing berwarna gelap juga lebih mungkin disuntik mati. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang sering kali percaya bahwa warna kucing memengaruhi sifatnya, yang mungkin menjelaskan mengapa mereka tidak segera diadopsi atau dikembalikan ke tempat penampungan.
Akhir kata, setiap kucing itu unik. Kepribadian kucing bergantung pada berbagai faktor, bukan hanya warna bulunya. Kepribadian kucing juga ditentukan dari bagaimana si pemilik memperlakukannya. Jika kucing tampak selalu ketakutan, misalnya, bisa jadi karena ia sering mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya.