ilustrasi gerhana matahari total 2024 (X/@NASA)
Melansir dari laman Live Science, fotografer Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), Keegan Barber menangkap pemandangan totalitas–momen ketika Bulan menutupi seluruh permukaan Matahari yang cerah, memperlihatkan atmosfer luarnya yang sulit dipaham.
Di balik piringan hitam Bulan, dua lapisan terluar atmosfer Matahari menusuk ke dalam kegelapan, merupakan mahkota putih dan kromosfer merah jambu kemerahan. Kedua lapisan tersebut biasanya tidak terlihat oleh mata manusia.
Terlepas dari apa yang banyak diklaim orang-orang, yang jelas itu bukan jilatan api matahari, melainkan solar prominences–menara plasma besar yang sering berputar-putar, melompat keluar dari permukaan matahari dan berdiri di sana selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, menurut NASA.
Fakta bahwa kita dapat melihatnya dari jarak hampir 100 juta mil (160 juta km) menunjukkan ukurannya yang luar biasa. Banyak tempat menonjol yang lebih tinggi dari diameter planet kita yang mencapai 7.900 mil (12.700 km).
Warna pink di foto tersebut berasal dari hidrogen Matahari, yang memancarkan cahaya kemerahan pada suhu tinggi.