ilustrasi Carina Nebula (webbtelescope.org)
Bulan-bulan dalam ketiga kelompok ini diyakini telah tercipta ketika bulan-bulan yang lebih besar di sekitar Saturnus tercipta. Bulan-bulan besar tersebut "tertangkap" oleh gas raksasa, bertabrakan menjadi satu, dan terfragmentasi.
Para peneliti percaya dengan menyelidiki orbit bulan tidak beraturan Saturnus dapat membantu para astronom lebih memahami sejarah tabrakan semacam itu dalam sistem gas raksasa.
"Ketika seseorang mendorong ke batas teleskop modern, kami menemukan semakin banyak bukti bahwa bulan berukuran sedang yang mengorbit mundur di sekitar Saturnus telah hancur berkeping-keping sekitar 100 juta tahun yang lalu," kata Brett Gladman, anggota tim dan astronom University of British Columbia dalam sebuah rilis.
Saat ini, Saturnus memiliki total 145 bulan dan menjadikannya sebagai planet dengan bulan terbanyak. Temuan ini tentunya menjadi langkah positif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap Tata Surya kita.