ilustrasi hantu (pexels.com/karolina-grabowska)
Pertama, menonton film horor dapat mempengaruhi otak kita. Mengutip dari jurnal 'Dissociable neural systems for unconditioned acute and sustained fear', menonton film horor dapat mempengaruhi stimuli natural manusia, seperti ketakutan yang berkelanjutan dan akut. Maka dari itu, seseorang yang memiliki post traumatic disorder (PTSD), tidak dianjurkan untuk menonton film horor, seperti yang dikutip dari A Healthier Michigan.
Alasan utama mengapa orang-orang yang memiliki PTSD tidak dianjurkan untuk menonton film horor adalah karena otak kita tidak dapat membedakan memori fantasi dan realitas. Otak kita mengalami kesulitan itu ketika adegan yang ada di film tertentu memiliki kemiripan dengan kejadian yang kita hadapi pada dunia nyata. Hal itu bisa menjadi trigger tersendiri.
Adegan-adegan yang bisa memicu ketakutan kita adalah gambar-gambar yang mengerikan. Itu dapat diikuti dengan reaksi seperti keringat pada telapak tangan kita, otot kita mulai kaku, keringat dingin, naiknya tekanan darah kita dan juga naiknya denyut jantung kita.
Namun, seseorang juga dapat mengurangi rasa takut ini ketika dia menonton film horor yang sama secara berulang kali, misalnya menonton 'Haunting of Hill House' tiga kali.
Dengan melihat gambar-gambar atau adegan yang mengerikan berkali-kali, ternyata dapat mengurangi rasa takut karena kita sudah terbiasa. Menonton film horor tidak sepenuhnya negatif, karena dalam jurnal 'Pandemic practice: Horror fans and morbidly curious individuals are more psychologically resilient during the COVID-19 pandemic', dinyatakan bahwa film horor membuat orang merasa bahagia. Dengan menonton film horor, mereka dapat melakukan refreshing selama masa pandemik.
Dari artikel IDN Times sebelumnya, hasil riset menyatakan bahwa beberapa orang juga menemukan kebahagiaannya ketika menonton film horor. Karena Ketika kita menonton film horor, berbagai hormon akan dikeluarkan oleh tubuh, seperti hormon endorfin, adrenalin, dopamin, serotonin dan oksitosin, ungkap laman Flavorwire.
Nah, dengan adanya penemuan-penemuan ini, sebaiknya kita lebih baik berkonsultasi dengan profesional, ketika kita memiliki gangguan kecemasan dan ingin menonton film horor. Tak hanya itu saja, sebaiknya kita juga selektif mengenai film yang akan kita tonton.