panda makan daun bambu (pixabay.com/wal_172619-12138562)
Modifikasi pola makan panda yang relatif kecil demi bertahan hidup di hutan bambu dinilai mirip dengan cara manusia menyesuaikan diri dengan diet vegetarian.
Dilansir Smithsonian Magazine, Silvia Pineda-Munoz dari Georgia Institute of Technology mengatakan bahwa panda raksasa melakukan apa yang dilakukan oleh manusia vegetarian.
"Kita memiliki kebutuhan protein yang tinggi, sehingga kita tidak akan bisa bertahan kalau hanya makan salad sayur. Jadi, kita memilih untuk makan tahu, kacang-kacangan, dan sumber nabati lain yang mengimbangi protein yang tidak kita peroleh dari produk hewani. Pada akhirnya, vegetarian dan non-vegetarian tidak memiliki pola makan yang berbeda dari segi kebutuhan nutrisi."
Menyoal kebutuhan nutrisi, Fuan Wei dkk. menyarankan aspek itu menjadi pertimbangan dari upaya mengategorikan hewan ke konsep karnivora dan herbivora. Misalnya dengan berdasarkan jumlah protein, lemak, dan karbohidrat yang dibutuhkan hewan, sesuatu yang belum banyak dipahami pada banyak spesies.
Hasil studi ini juga bermanfaat pada konservasi panda. Karena meski panda di penangkaran menerima suplai bambu yang cukup stabil, tapi banyak yang masih menderita penyakit iritasi usus dan masalah pencernaan.
Studi ini menunjukkan kemungkinan bahwa panda-panda raksasa tersebut tidak memperoleh rebung tinggi protein sebagaimana panda liar di luar sana. Jadi, ini bisa memberi masukan untuk pengaturan makan dan suplementasi yang lebih baik bagi populasi panda raksasa.
Banyaknya waktu dan jumlah bambu yang dikonsumsi panda raksasa menunjukkan bagaimana spesies yang rentan punah itu berusaha bertahan hidup. Sehubungan dengan makanan yang dikonsumsi, panda adalah herbivora, tetapi makronutrien dari makanannya lebih seperti karnivora.
Campuran sifat antara pemakan daging dan tumbuhan yang dimiliki panda adalah transisi menakjubkan yang ditunjukkan oleh evolusi hewan. Pada akhirnya sama seperti manusia, panda raksasa hanya berupaya sebaik mungkin untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Penulis: Dian Rahma Fika Alnina