kunjungan Pastoral Paus Fransiskus ke Korea pada 2014(commons.wikimedia.org/Republic of Korea)
Nama "John" adalah yang paling sering digunakan sepanjang sejarah. Nama ini pertama kali dipakai oleh Santo Yohanes I pada 523 yang melambangkan kesederhanaan, kesalehan, dan pelayanan pastoral. Terakhir, nama ini digunakan oleh Paus Yohanes XXIII (1958) yang dihormati karena memulai Konsili Vatikan II dan diakui sebagai santo oleh Paus Fransiskus pada 2014.
Selain John, Gregory juga sering digunakan, sebagai penghormatan kepada Gregorius Agung (590—604), seorang paus reformis dan teolog besar. Nama ini terakhir kali dipilih oleh Gregorius XVI pada 1831. Selanjutnya, ada Benedict, nama yang dipilih 16 kali, termasuk oleh Joseph Ratzinger pada 2005. Nama ini dipilih sebagai bentuk penghormatan terhadap Benediktus XV, paus pada masa Perang Dunia I.
Nama Pius juga banyak digunakan, terutama antara tahun 1775—1958, ketika 7 dari 11 paus memilih nama tersebut. Misalnya, Pius XII (1939—1958) memilih nama itu sebagai penghormatan kepada beberapa paus Pius sebelumnya. Nama Pius melambangkan konservatisme teologis dan dedikasi terhadap ajaran gereja yang mapan.
Itulah penjelasan bagaimana paus memilih nama mereka. Lebih dari sekadar tradisi, setiap pilihan nama punya makna mendalam yang mencerminkan tujuan dan visi mereka.
Referensi
"New Pope Chooses Leo as His Papal Name. Here's Why Pontiffs Change Their Names and What They Mean." CBS News. Diakses Mei 2025.
"What’s in a Pope’s Name?". The New York Times. Diakses Mei 2025.
"Why do Popes Choose Different Names and What Could The Name of The New Pope Be?". CNN World. Diakses Mei 2025.
"The History of The Names of The Successors of Peter". Vatican News. Diakses Mei 2025.
"What Does The Papal Name Leo Mean? The History Behind The New Pope’s Name". The Washington Post. Diakses Mei 2025.