ilustrasi: memberi kejutan pada pasangan (pixabay.com/chermitove)
Meskipun "finish last", toh, pada akhirnya yang baik-baik pasti akan finish juga! Kalau rupa bisa menutupi kejahatan, maka ada kebajikan juga bisa menutupi rupa. Kebaikan dan kesetiaan seseorang mendongkrak penampilan fisik, tidak kalah dibandingkan dengan mereka yang badung.
Dimuat dalam jurnal Personality and Individual Differences pada 2014, sebuah penelitian di China bertajuk "Personality manipulations: Do they modulate facial attractiveness ratings?" menemukan bahwa perilaku positif juga membuat penampilan seseorang jadi lebih rupawan.
ilustrasi kemarahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Namun, tidak jarang kebaikan kita menjauhkan orang-orang yang kita sukai. Muncullah pertanyaan bahwa apakah "terlalu baik" malah menjauhkan pasangan dan menurunkan penampilan seseorang?
Tidak jarang, orang-orang menunjukkan reaksi negatif terhadap perilaku baik yang ekstrem. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa kebaikan yang ditunjukkan ke orang lain menandakan absensi komitmen pada keluarga atau teman. Selain itu, seseorang bisa merasa rendah diri dengan kebaikan yang diterima, sehingga menjauh.
Jadi, apakah kamu harus menjadi badung bak iblis atau baik bak malaikat untuk menarik orang lain? Jadilah dirimu sendiri, dan bijaksana dalam berbuat baik serta tetap cerdik dalam bersikap badung. Toh, kalau terlalu baik atau terlalu badung, yang ada kamu malah tidak mendapatkan apa-apa!