Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
babi hutan dewasa yang sedang mencari makan bersama anak-anaknya (commons.wikimedia.org/Superbass)

Babi hutan (Sus scrofa) bisa dibilang jadi salah satu mamalia dengan peta persebaran paling luas di dunia. Bayangkan saja, secara alami mereka bisa ditemukan di seluruh wilayah Eropa (kecuali Skandinavia), Asia (kecuali Mongolia dan Rusia bagian utara), dan Afrika Utara. Ditambah lagi, babi hutan juga diperkenalkan dan berkembang dengan cepat di benua lain, semisal Australia (termasuk Selandia Baru), Amerika Utara, dan sedikit wilayah Amerika Selatan.

Selain memiliki peta persebaran superluas, habitat yang bisa ditinggali babi hutan juga sangat beragam. Dilansir Animal Diversity, babi hutan bisa bertahan di hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, rawa, hingga area pertanian manusia. Mereka juga dapat ditemukan di kawasan pegunungan, terutama dekat dengan sumber air. Luasnya habitat yang dapat ditinggali babi hutan ini turut membuat potensi pertemuan hewan ini dengan manusia menjadi lebih besar.

Malahan, konflik antara manusia dengan babi hutan sebenarnya bisa terjadi di mana saja. Baik saat kita sedang berwisata ke alam atau justru babi hutan itu sendiri yang datang ke pemukiman sekitar. Kalau sudah begitu, kita jelas memerlukan sejumlah tindakan untuk menghadapi babi hutan agar keselamatan bisa terjamin.

Salah satu tips bertahan dari serangan babi hutan yang cukup populer di telinga masyarakat adalah disarankan untuk lari berkelok-kelok atau zigzag. Hal tersebut disarankan lantaran anggapan kalau babi hutan hanya bisa berlari lurus saja. Benarkah demikian? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!

1. Babi hutan memang tidak bisa lari zigzag, tapi...

Dibalik penampilan gumpal mereka, babi hutan dapat dengan mudah mengejar manusia ketika berlari. (commons.wikimedia.org/Thomas Fuhrmann)

Di balik tubuh mereka yang padat, sebenarnya babi hutan termasuk sangat cepat untuk urusan berlari. Mossy Earth melansir, babi hutan bisa mencapai kecepatan 50 km per jam. Sementara itu, rata-rata kecepatan lari hewan ini berkisar antara 40 km per jam. Sebagai perbandingan, manusia tercepat di dunia, Usain Bolt, memiliki kecepatan lari sekitar 44,7 km per jam. Kalau untuk ukuran manusia normal, kecepatan rata-rata tertinggi yang bisa kita capai sekitar 31,4 km saja.

Dari situ saja sudah terlihat jelas kalau babi hutan pasti mengungguli kita dalam "lomba lari". Akan tetapi, berbeda dengan kita, babi hutan memang tidak bisa mengubah arah lari mereka secara mendadak. Sebab, babi hutan memiliki dua pasang kaki yang relatif pendek dan kecil, dilansir Animalia. Hal tersebut membuat segala gerakan untuk mengubah arah lari yang tiba-tiba justru akan membuat babi hutan kehilangan keseimbangan. Kalaupun ingin berputar, babi hutan harus mengambil jarak tertentu atau berhenti terlebih dahulu.

Dengan fakta bahwa babi hutan tidak bisa atau sulit berlari zigzag itu, lantas apakah menghindari serangan babi hutan dengan berlari zigzag direkomendasikan? Sebenarnya, tidak terlalu. Sebab, bagaimanapun sulitnya babi hutan berlari zigzag, mereka tetap memiliki akselerasi lari yang singkat. Hal ini sangat memungkinkan karena kuku tengah pada kaki babi hutan lebih besar dan kuat daripada kuku samping. Hal ini bisa membuat mereka melangkah lebih cepat.

Jika kita dikejar babi hutan dari jarak jauh, kesempatan untuk berlari zigzag memang ada dan memungkinkan. Namun, jilka pengejaran dilakukan dalam jarak yang relatif pendek, sebenarnya babi hutan bisa saja menerjang tubuh kita terlebih dahulu sebelum sempat berlari zigzag. Maka dari itu, ada beberapa langkah lain yang lebih direkomendasikan jika bertemu dengan babi hutan.

2. Kenapa babi hutan menyerang manusia?

Editorial Team

Tonton lebih seru di