Babi hutan (Sus scrofa) bisa dibilang jadi salah satu mamalia dengan peta persebaran paling luas di dunia. Bayangkan saja, secara alami mereka bisa ditemukan di seluruh wilayah Eropa (kecuali Skandinavia), Asia (kecuali Mongolia dan Rusia bagian utara), dan Afrika Utara. Ditambah lagi, babi hutan juga diperkenalkan dan berkembang dengan cepat di benua lain, semisal Australia (termasuk Selandia Baru), Amerika Utara, dan sedikit wilayah Amerika Selatan.
Selain memiliki peta persebaran superluas, habitat yang bisa ditinggali babi hutan juga sangat beragam. Dilansir Animal Diversity, babi hutan bisa bertahan di hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, rawa, hingga area pertanian manusia. Mereka juga dapat ditemukan di kawasan pegunungan, terutama dekat dengan sumber air. Luasnya habitat yang dapat ditinggali babi hutan ini turut membuat potensi pertemuan hewan ini dengan manusia menjadi lebih besar.
Malahan, konflik antara manusia dengan babi hutan sebenarnya bisa terjadi di mana saja. Baik saat kita sedang berwisata ke alam atau justru babi hutan itu sendiri yang datang ke pemukiman sekitar. Kalau sudah begitu, kita jelas memerlukan sejumlah tindakan untuk menghadapi babi hutan agar keselamatan bisa terjamin.
Salah satu tips bertahan dari serangan babi hutan yang cukup populer di telinga masyarakat adalah disarankan untuk lari berkelok-kelok atau zigzag. Hal tersebut disarankan lantaran anggapan kalau babi hutan hanya bisa berlari lurus saja. Benarkah demikian? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!