Siklon Tropis Senyar membawa dampak signifikan bagi Indonesia, terutama wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, hingga Kepulauan Riau. BMKG memprediksi hujan sangat lebat hingga ekstrem datang dalam 24 jam setelah Senyar terbentuk. Sedihnya, kondisi tersebut juga datang dengan potensi banjir, banjir bandang, maupun tanah longsor. Meskipun intensitasnya menurun dalam 48 jam menjadi Depresi Tropis, sistem ini tetap memicu cuaca ekstrem karena awan konvektif di sekitarnya masih aktif.
Selain hujan ekstrem, Senyar juga menyebabkan angin kencang di beberapa wilayah pesisir dan dataran rendah. Kondisi ini berpotensi merusak infrastruktur ringan serta menumbangkan pohon. Di laut, dampaknya bahkan lebih besar. Gelombang kategori tinggi 2,5 hingga 4 meter terpantau terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan Aceh, dan Samudra Hindia barat Aceh hingga Nias. Situasi ini membuat aktivitas pelayaran dan nelayan menjadi sangat berisiko.
Benarkah Siklon Tropis Senyar tidak umum terjadi di Indonesia membuka fakta bahwa cuaca ekstrem makin sulit diprediksi. Jadi, tetap jaga kewaspadaan dan perhatikan peringatan dini agar bisa lebih siap menghadapi dampaknya, ya.
Apa itu Siklon Tropis Senyar? | Senyar adalah sistem badai tropis yang terbentuk di perairan hangat dan membawa angin kencang serta hujan lebat. |
Benarkah Siklon Tropis Senyar tidak umum terjadi di Indonesia? | Ya, Indonesia jarang mengalami siklon tropis langsung karena posisinya dekat ekuator, tapi efek tidak langsungnya tetap bisa terasa. |
Mengapa siklon seperti Senyar bisa terbentuk dekat Indonesia? | Biasanya karena anomali cuaca seperti suhu permukaan laut yang meningkat dan pola angin yang berubah. |
Bagaimana cara masyarakat mengantisipasi dampak siklon? | Pantau informasi BMKG, hindari aktivitas laut saat peringatan berlaku, dan siapkan langkah darurat jika tinggal di area rawan. |
Referensi
"Siklon Tropis Senyar Terbentuk, BMKG Minta Siaga Cuaca Ekstrem di Aceh dan Sumut". BMKG. Diakses Desember 2025.
"Siklon Tropis SENYAR Dekati Aceh: Fenomena Langka di Dekat Khatulistiwa dan Ancaman Nyata Bagi Sumatra". Research Center for Climate Change Univeritas Negeri Padang. Diakses Desember 2025.