gambar Virginia Woolf (commons.m.wikimedia.org/George Charles Beresford)
Lahir dari keluarga berada, memiliki karya terkenal, hingga suami yang mencintai sepenuh hati nyatanya gak menjadi jaminan seseorang bisa terbebas dari depresi. Setidaknya hal itulah yang dialami oleh penulis terkenal asal Inggris, Virginia Woolf. Dilansir ThoughtCo, Virginia Woolf lahir di Inggris pada 25 Januari 1882.
Semasa hidupnya, ia menerbitkan buku-buku klasik modern seperti Mrs. Dalloway, To The Lighthouse, dan Orlando. Sayangnya, pelecehan seksual yang dilakukan oleh kedua saudara tirinya ketika masih muda membuat Virgina Woolf trauma. Di usia 13 tahun, Virginia harus kehilangan sang ibu dan saudara perempuan tertuanya, Stella, yang meninggal karena sakit.
Ditinggalkan oleh orang tersayang membuat kesehatan mental sang penulis menurun. Bertahun-tahun setelahnya, Virginia mengidap bipolar di mana suasana hatinya berubah-ubah dengan cepat. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1941, Virginia berjalan ke Sungai Ouse di Sussex, memenuhi saku mantelnya dengan batu-batu berat dan menenggelamkan diri disana.
Memiliki kekuasaan, dan karya yang gemilang, rupanya gak menjadi jaminan seseorang hidup bahagia. Namun terlepas dari masalah yang dihadapi, mengakhiri hidup jelas merupakan keputusan yang sangat buruk untuk dipilih.
Siapa saja bisa mengalami depresi, termasuk dirimu. Namun, ada baiknya untuk tidak menganggap bahwa bunuh diri bisa menjadi solusi atas permasalahanmu. Jika membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial, kamu bisa menghubungi nomor +628113855472 (Love Inside Suicide Awareness). Kamu juga bisa mengakses bagaimana menjaga kesehatan mental dan menghubungi layanan profesional di laman Pencegahan Bunuh Diri Into The Light Indonesia, www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri.