Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto hanya ilustrasi. Flickr.com/Artem Beliaikin

Saat berkunjung ke Bali, tentu kamu terbiasa melihat adanya canang. Persembahan umat Hindu itu bisa kamu temukan di pura, rumah, hingga jalanan.

Nah, pernahkah kamu berpikir kenapa umat Hindu di Bali menaruh persembahan itu di tanah? Kira-kira, untuk siapakah canang itu dipersembahkan?

Sebelum kamu menerka-nerka lebih jauh, sebaiknya kamu memahami dulu kepada siapa upacara tersebut ditujukan. Saat melakukan persembahan, umat Hindu berpedoman pada Panca Yadnya. Ini merupakan salah satu ajaran dasar dalam agama yang kemudian dipraktikkan sehari-hari.

Panca berarti lima dan Yadnya mengandung makna upacara persembahan suci yang tulus ikhlas. Dari definisinya, maka ada lima jenis upacara suci yang biasa dilakukan umat Hindu. Apa saja? Yuk, kita simak ulasan berikut ini!

1. Upacara suci untuk Tuhan dan para dewa (Dewa Yadnya)

Flickr.com/alain01789

Upacara yang paling umum dilakukan adalah persembahan suci yang tulis ikhlas kepada Sang Pencipta dan para sinar-sinar yang suci-Nya. Umumnya, upacara yang satu ini dilakukan di pelinggih-pelinggih suci. Meski demikian, tidak jarang upacara persembahan ini diselenggarakan di tempat lain sesuai dengan dewa yang dituju. Misalnya persembahan kepada Dewa Baruna yang biasanya diadakan di laut atau di gunung.

Contoh upacara ini adalah Hari Raya Saraswati dan Siwaratri.

2. Upacara suci untuk roh leluhur ( Pitra Yadnya)

Flickr.com/ Todd Lappin

Umat Hindu amat menghormati para leluhur dan menyampaikannya lewat persembahan suci untuk para roh-roh pendahulu. Salah satu tujuan upacara ini adalah untuk menyucikan serta menghormati orang-orang yang telah meninggal. Sehingga roh mereka mendapat tempat terbaik di sisi Sang Pencipta.

Salah satu contoh yang sering ditemui dari upacara yang satu ini adalah Ngaben.

3. Upacara suci untuk manusia (Manusa Yadnya)

Flickr.com/Artem Beliaikin

Mengupacarai manusia adalah hal lumrah dalam agama Hindu. Seorang umat harus melewati serangkaian upacara sejak dalam kandungan hingga meninggal. Hal ini merupakan kewajiban dasar yang harus dilakukan semua umat. Ada beberapa tahapan upacara yang harus dilakukan. Yaitu sejak dalam kandungan, berumur 12 hari, 3 bulan, 6 bulan, beranjak dewasa, potong gigi, hingga menikah.

Di beberapa daerah, upacara-upacara ini seringkali dilakukan dalam satu atau beberapa waktu, tergantung pada kebiasaan dan kepercayaan. Bahkan, ada pula upacara tambahan yang didasarkan pada budaya setempat.

Semua rangkaian tersebut bertujuan untuk memelihara kehidupan, pendidikan, dan terutama demi penyucian jiwa secara spiritual.

4. Upacara suci untuk para resi (Rsi Yadnya)

Flickr.com/Sue

Sesuai namanya, upacara yang satu ini ditujukan kepada para resi, orang-orang suci atau guru-guru spiritual yang sudah memberi kita ilmu dan penyucian. Beberapa contoh upacara tersebut adalah Mewinten dan Mediksa.

Mewinten merupakan ritual khusus yang diselenggarakan seseorang yang hendak menjadi Pemangku. Sementara Mediksa dilakukan oleh seseorang yang hendak menjalankan tugas menjadi pendeta atau Sulinggih. Keduanya merupakan pemuka-pemuka yang akan memimpin umat dalam melaksanakan kehidupan beragama.

5. Upacara suci untuk Bhuta (Bhuta Yadnya)

Foto hanya ilustrasi. Flickr.com/Artem Beliaikin

Kita semua percaya bahwa ada kehidupan lain dan tidak kelihatan di bumi ini. Mereka adalah makhluk-makhluk bawah yang biasa disebut Bhuta Kala. Keberadaan mereka seringkali dikaitkan dengan hal gaib dan memiliki kekuatan bersifat negatif. Memberikan persembahan suci pada mereka bertujuan untuk melebur sifat buruk tersebut agar kembali pada sifat positif. Dengan demikian, akan menjalin hubungan harmonis dan tidak menganggu kehidupan manusia.

Salah satu upacara Bhuta Yadnya yang seringkali dilakukan umat adalah menghaturkan banten nasi berwarna-warni dan  biasanya disertai canang. Banten inilah yang biasanya kamu jumpai di jalan-jalan, tepatnya di permukaan tanah.

Nah, itulah lima jenis upacara suci yang biasanya dilakukan umat Hindu. Semua upacara ini bertujuan untuk menyelaraskan kehidupan manusia dengan unsur-unsur lain yang ada di dunia, sehingga bisa mendatangkan kedamaian. Semoga artikel ini membantu ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorSuarcani