domba memiliki tanduk kecil karena evolusi (pixabay.com/Natalie Faulk)
Inilah hewan yang berevolusi dengan cara yang tidak terlalu disukainya. Semua itu karena serangan manusia. Domba bighorn (bertanduk besar) di Alberta, Kanada, memiliki tanduk yang sangat khas dan besar. Sayangnya, seperti halnya gajah afrika, tanduk besar tersebut menjadikan mereka target besar para pemburu sehingga menyebabkan seleksi alam dan menciptakan domba bertanduk lebih kecil.
Evolusi pada umumnya akan menghasilkan tanduk yang lebih besar. Tanduk yang lebih besar cenderung baik bagi pejantan yang ingin berkelahi, membela diri, atau pamer kepada semua domba betina. Namun, pemburuan yang dilakukan manusia menyebabkan hal sebaliknya.
Peraturan di Alberta menetapkan bahwa domba jantan hanya boleh diburu setelah tanduknya tumbuh setidaknya menjadi empat per lima lingkaran. Namun, domba jantan, yang telah mencapai tanduk sesuai ukuran ini, biasanya pada usia sekitar 5 tahun masih belum mencapai puncak reproduksinya. Ini berarti bahwa pada saat domba diburu, mereka mungkin belum memiliki anak, bahkan kawin. Sementara itu, domba jantan yang lebih kecil dan bertanduk lebih kecil cenderung tidak diburu sehingga menghasilkan lebih banyak keturunan dan mewariskan gen yang lebih kecil ke generasi berikutnya.
Tidak hanya manusia yang harus dan bisa beradaptasi di lingkungan baru yang tidak nyaman. Hewan sebagai makhluk hidup pun sama. Hewan harus beradaptasi di lingkungan terburuk sekalipun, lingkungan yang bahkan bisa membunuhnya. Adaptasi inilah yang akhirnya diwariskan ke generasinya sampai akhirnya menciptakan generasi yang lebih tangguh, seperti hewan-hewan di atas.