Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret pekerja industri
Potret pekerja industri (pexels.com/Govin MU)

Intinya sih...

  • Pekerjaan di industri kimia rentan terpapar racun seperti formalin dan amonia lewat udara atau kulit.

  • Petani dan pekerja perkebunan berisiko terkena paparan pestisida, herbisida, dan pupuk kimia yang dapat menyebabkan gejala seperti mual, pusing, atau sesak napas.

  • Tukang las dan pekerja konstruksi rentan terhadap asap logam, debu semen, dan cat kimia yang dapat mengganggu paru-paru serta gangguan pernapasan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bekerja itu penting, tapi jangan sampai bikin tubuh jadi taruhan. Beberapa jenis pekerjaan diam-diam menyimpan bahaya yang tidak terlihat oleh mata, salah satunya paparan racun. Zat beracun ini bisa masuk lewat udara, kulit, bahkan tanpa disadari lewat sentuhan ringan saat bekerja.

Yang bikin ngeri, efeknya nggak langsung terasa. Bisa jadi kamu merasa sehat-sehat saja sekarang, tapi racun itu pelan-pelan menggerogoti tubuh dalam jangka panjang. Nah, biar kamu makin waspada, berikut enam pekerjaan yang ternyata paling rentan terkena paparan racun!

1. Pekerja industri kimia

Ilustrasi pekerja industri kimia (pexels.com/Ivan Samkov)

Kalau kamu bekerja di pabrik kimia atau lab yang pakai banyak bahan sintetis, risiko paparan racun itu nyata. Zat-zat seperti formalin, amonia, atau pelarut kimia lainnya bisa masuk lewat kulit atau pernapasan. Meskipun sudah pakai pelindung, tetap saja ada kemungkinan bocor atau terhirup sedikit demi sedikit. Lama-lama, itu bisa mengganggu organ tubuh penting seperti paru-paru dan hati.

Apalagi kalau ruang kerja minim ventilasi atau prosedur keselamatan yang nggak dijalankan dengan benar. Kadang yang bikin celaka justru rasa terbiasa yang bikin lengah. Banyak kasus paparan racun yang baru ketahuan setelah bertahun-tahun kerja. Makanya, pakai APD lengkap dan rutin cek kesehatan itu mutlak hukumnya di pekerjaan ini.

2. Petani dan pekerja perkebunan

Ilustrasi petani (pexels.com/Dinuka Gunawardana)

Banyak orang mengira kerja di ladang itu sehat karena dekat alam, padahal nggak selalu begitu. Petani dan buruh kebun sering berhadapan dengan pestisida, herbisida, dan pupuk kimia yang bisa beracun. Saat disemprot atau dicampur, zat ini bisa terhirup atau terserap lewat kulit. Kalau nggak hati-hati, bisa muncul gejala seperti mual, pusing, atau sesak napas.

Masalahnya, di lapangan, masih banyak yang kerja tanpa masker atau sarung tangan. Kadang karena nggak tahu bahayanya, kadang juga karena merasa sudah biasa. Paparan terus-menerus bisa berdampak ke sistem saraf dan organ dalam. Jadi, pelindung itu bukan sekadar formalitas—tapi perlindungan nyawa.

3. Tukang las dan pekerja konstruksi

Ilustrasi tukang las (pexels.com/Pavel Chernonogov)

Kerja di proyek bangunan atau bengkel las juga punya risiko tinggi terhadap racun. Asap logam, debu semen, dan cat kimia semuanya bisa masuk ke tubuh lewat udara yang dihirup. Kalau kamu sering mengelas tanpa ventilasi yang baik, paru-paru bisa jadi korbannya. Lama-lama, risiko penyakit seperti silikosis atau gangguan pernapasan jadi lebih besar.

Belum lagi jam kerja panjang dan kondisi fisik yang kadang nggak fit. Itu bisa memperparah efek racun di tubuh karena daya tahan menurun. Sayangnya, banyak yang masih anggap remeh soal masker dan pelindung mata. Padahal, dengan alat pelindung yang benar, dampak jangka panjang bisa dicegah.

4. Teknisi lab dan tenaga medis

Ilustrasi teknisi lab (pexels.com/RF._.studio _)

Lingkungan kerja yang bersih dan teratur seperti lab atau rumah sakit ternyata juga punya risiko tersendiri. Banyak zat kimia yang dipakai di lab atau cairan desinfektan kuat bisa berbahaya kalau terhirup atau terserap kulit. Meski sudah pakai sarung tangan dan jas lab, kadang tetap ada celah paparan. Zat berbahaya ini bisa memengaruhi saluran pernapasan, kulit, bahkan organ dalam jika terpapar terus-menerus.

Tenaga medis juga rentan, apalagi yang menangani pasien dengan obat-obatan kimia keras seperti kemoterapi. Bahkan, limbah medis seperti jarum suntik atau botol obat bisa mengandung racun dan virus. Kalau SOP atau pelindung tidak lengkap, potensi bahayanya semakin besar. Jadi, penting banget untuk selalu waspada dan nggak meremehkan prosedur kerja harian.

5. Pekerja tambang dan migas

Ilustrasi pekerja tambang (pexels.com/Neneqo Fotógrafo)

Bekerja di tambang atau kilang minyak itu bukan cuma soal medan berat, tapi juga soal bahaya racun yang tersembunyi. Gas seperti hidrogen sulfida bisa sangat mematikan kalau terhirup dalam jumlah kecil sekalipun. Di sisi lain, logam berat seperti merkuri dan timbal sering muncul di area tambang. Kalau terus-menerus masuk ke tubuh, dampaknya bisa ke otak, saraf, atau ginjal.

Selain itu, lingkungan kerja yang tertutup dan berdebu bikin racun makin mudah masuk ke tubuh. Banyak pekerja tambang menderita gangguan paru-paru setelah bertahun-tahun kerja tanpa proteksi memadai. Alat pelindung diri dan pelatihan keselamatan kerja di industri ini harus jadi prioritas utama.

6. Pekerja salon dan industri kecantikan

Ilustrasi pekerja salon (pexels.com/Letícia Mellos)

Kelihatannya sih glamor, cat rambut, krim pelurus, parfum, semua wangi dan kinclong. Namun faktanya banyak produk kecantikan yang mengandung zat kimia keras seperti formaldehida, amonia, dan toluena. Kalau tiap hari terpapar, apalagi di ruangan tertutup tanpa ventilasi, racunnya bisa pelan-pelan merusak tubuh. Pusing, mual, dan iritasi kulit sering jadi gejala awal yang kerap diabaikan.

Paparan jangka panjang bisa lebih serius, bahkan sampai gangguan hormon atau risiko kanker. Banyak pekerja salon belum sadar pentingnya pakai masker dan sarung tangan saat bekerja. Karena merasa produknya buat manusia, jadi dianggap aman. Padahal, keamanan itu baru terasa kalau tahu risikonya dan tahu cara melindungi diri.

Nggak semua bahaya kerja itu kelihatan mata. Sebab racun bisa tersembunyi dalam udara yang kita hirup, cairan yang kita pegang, atau bahan yang kita pakai setiap hari. Penting banget buat kita semua tahu risiko di balik profesi yang digeluti. Sebab semakin sadar, semakin besar peluang kita untuk melindungi diri. Ingat, kerja keras boleh, tapi jangan sampai mengabaikan keselamatan diri sendiri. Gunakan pelindung yang sesuai, jaga kebersihan tempat kerja, dan jangan ragu minta pelatihan soal keselamatan kerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team