potret ELS di Ambon tahun 1925 (digitalcollections.universiteitleiden.nl/KITLV)
Secara umum sekolah ini telah dibentuk oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1818 dengan nama Lagere Scholen Voor Europanen. Mulanya sekolah ini dimaksud untuk anak-anak penduduk Belanda kalangan menengah ke bawah dengan kualitas sistem sekolah yang masih rendah. Sementara anak kalangan atas dikirim orang tuanya ke Belanda atau ke sekolah swasta untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Akhirnya, pemerintah membuka sekolah dasar khusus anak Eropa dengan biaya yang sangat tinggi pada tahun 1833 dengan nama Eerste Europesche Lagere School. Mereka yang tidak sanggup membayar biayanya, maka tidak bisa masuk ke sekolah ini.
Kemudian pada tahun 1902 baru diganti dengan nama Europeesche Lagere School (ELS). Dilihat dari namanya saja sudah bisa kita ketahui bahwa sekolah ini memang hanya diperuntukkan bagi kalangan Eropa (Belanda) dan yang disetarakan dengan penduduk Eropa. Kalaupun ada anak bumiputera yang masuk di sekolah ini, jumlahnya sangat sedikit.
Hal itu disebabkan sistem seleksi masuk antara anak Eropa dan bumiputera berbeda. Salah satu persyaratannya, saat mendaftar usia peserta didik tidak boleh lebih dari 7 tahun. Satu hal yang terpenting bagi anak bumiputera yang mau masuk ke ELS yakni harus bisa bahasa pengantarnya, bahasa Belanda. Selain itu, biayanya juga lebih mahal jika dibandingkan dengan dari kalangan Eropa sendiri.
Adapun lama belajar sekolah di ELS adalah 7 tahun. Mata pelajaran yang diajarkan dalam sekolah ELS meliputi membaca, menulis, berhitung, dasar-dasar bahasa Belanda, sejarah negeri Belanda dan Hindia Belanda, ilmu bumi, ilmu alam, bernyanyi, dan latihan menulis halus. Ada pula mata pelajaran lanjutan yang diajarkan di ELS yaitu dasar-dasar bahasa Perancis, dasar-dasar bahasa Inggris, bahasa Belanda lanjutan, ilmu alam, sejarah umum, dan menulis halus, dan pendidikan jasmani atau gimnastik.