Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kelelawar (unsplash.com/Vlad Kutepov)

Dalam banyak cerita dan legenda, hubungan antara vampir dan kelelawar seolah menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kisah-kisah vampir seperti yang ditulis Bram Stoker dalam bukunya yang berjudul Dracula (1897), atau Sherlock Holmes vs. Dracula (1978) karya Loren D. Estleman, menggambarkan bagaimana sosok vampir yang mampu berubah menjadi kelelawar dan hidup dalam kegelapan.

Hal tersebut tentunya tidak mengherankan, mengingat kelelawar merupakan hewan nokturnal yang aktif di malam hari, sehingga kesan misterius dan menakutkan memang tidak dapat terhindarkan. Namun, dari sekian banyak penggambaran mengerikan soal mamalia terbang ini, terdapat berbagai mitos yang sebenarnya tidak sesuai dengan bukti ilmiah. Apa saja? Yuk, simak penjelasan berikut

1. Penghisap darah

ilustrasi Mexican free-tailed bat (news-medical.net/Rudmer Zwerver)

Salah satu mitos yang paling umum adalah anggapan bahwa semua kelelawar merupakan vampir penghisap darah. Padahal, seperti dilansir PBS News Hour, dari 1.300 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, hanya terdapat tiga jenis spesies yang benar-benar menghisap darah, yaitu Desmodus rotundus, Diaemus youngi dan Diphylla ecaudata.

Jenis kelelawar vampir ini sebenarnya juga tidak mengancam manusia. Mereka hanya memiliki berat sekitar dua ons dan hanya mengambil sedikit darah saat menggigit mangsa mereka yang kebanyakan merupakan hewan ternak. Sebaliknya, kelelawar vampir justru memberikan kontribusi bagi dunia medis. Senyawa dalam air liur mereka yang memiliki sifat anti-pembekuan darah telah digunakan dalam penggembangkan obat yang disebut draculin.

2. Menyerang manusia

Editorial Team

Tonton lebih seru di