Para ilmuwan dunia tengah berjuang keras untuk menanggulangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh plastik. Mulai dari menguji bakteri pencernaan pada cacing lilin dari berbagai famili, hingga menemukan bakteri yang dapat menguraikan plastik berbahan polietilena tereftalat.
"Limbah plastik adalah masalah besar bagi dunia," sebut Uwe Bornscheuer, seorang ahli biokimia di University of Greifswald, Jerman.
Untuk apa? Apakah dengan menemukan zat pengurai plastik, lantas manusia dapat menyelamatkan Bumi dari limbah plastik? Atau, apakah manusia akan merasa tenang dan terus menggunakan plastik tanpa rasa bersalah?
Tracy Mincer, ahli biologi laut di Woods Hole Oceanographic Institute, menyadarkan kita bahwa solusi limbah plastik bukan pada cacing lilin, bakteri, mikroba, atau enzim yang bisa mengurai plastik.
"Polyetilena adalah resin berkualitas tinggi yang dapat didaur ulang dengan berbagai cara dan dapat menghasilkan keuntungan hingga $500 per ton," papar Mincer,
"Temuan tersebut memang berguna secara akademis. Akan tetapi, membuang polietilena bukanlah solusi terbaik untuk perekonomian dunia." lanjutnya.
Kalau membuang polietilena adalah langkah yang keliru, Mincer mengingatkan bahwa daur ulang adalah langkah yang paling tepat. Dengan begitu, produksi limbah plastik akan semakin berkurang.