rusa kutub di habitat alaminya (commons.wikimedia.org/Paul Asman and Jill Lenoble)
Lalu, bagaimana cara rusa kutub melihat sinar UV? Sebelumnya, sebuah studi yang dirilis jurnal Proceedings of the Royal Society B pada 2022 lalu sudah menunjukkan kalau mata rusa kutub berubah dari emas saat musim panas menjadi biru cerah saat musim dingin. Matanya punya membran unik bernama tapetum.
Lapisan jaringan ini memantulkan cahaya yang masuk ke retina, sehingga jumlah cahaya yang diterima bisa bertambah. Tapetum berguna banget untuk melihat di lingkungan gelap atau minim cahaya. Kucing, anjing, sampai burung hantu juga punya membran ini.
Nah, membran tapetum warnanya macam-macam. Pada rusa kutub, warnanya berubah mengikuti musim, dari emas menjadi biru cerah. Tapetum warna biru diyakini bisa memperkuat rendahnya tingkat sinar matahari saat musim dingin di kutub utara. Hal ini diduga karena ada lebih banyak warna biru di lingkungan bersalju.
Menariknya, tapetum biru juga memungkinkan sampai 60 persen sinar UV untuk mencapai retina, terang laman Earth.com. Alhasil, salju yang memantulkan sinar UV akan bersinar terang, sementara benda-benda yang menyerap sinar UV seperti lumut kerak terlihat gelap di mata rusa kutub. Jadi, meskipun gak terlihat mata manusia, lumut kerak di antara lapisan salju terlihat jelas oleh rusa kutub. Sungguh menarik, bukan?
Rusa kutub sudah berevolusi untuk mengenali sinar UV. Penglihatan mereka secara khusus beradaptasi untuk menemukan lumut kerak yang jadi makanan utamanya di antara lingkungan yang tertutup salju. Jadi, saat ingat-ingat hari Natal, jangan cuma ingat rusa kutub sebagai rusa penarik kereta Santa Claus saja, ya? Ingat juga, mereka sebagai hewan tangguh dengan kemampuan super untuk bertahan hidup di habitat yang ekstrem.